Jon Soemarjono, seorang tokoh masyarakat Indonesia yang tinggal di Australia wafat dalam usia 88 tahun. Bapak Soemarjono, begitu beliau disapa meninggal dunia di Northshore Hospital pada Minggu, 31 Maret lalu.
Rektor UKSW Prof. Dr. Intiyas Utami, S.E., M.Si., Ak., mewakili civitas academica menyampaikan belasungkawa sedalam dalamnya kepada keluarga dan sahabat yang ditinggalkan.
Bagi Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), sosok Bapak Soemarjono mungkin belum banyak diketahui civitas academica. Namun, peran beliau dalam perjalanan Program Intensif Belajar Bahasa dan Budaya Indonesia (PIBBI) tidak bisa dipandang sebelah mata.

Lebih dari 45 tahun program ini telah berjalan. Setiap tahun antara tahun 1974 dan sekitar tahun 2000, Bapak Soemarjono terlibat secara mendalam dalam penyelenggaraan PIBBI, sebagai perwakilan dari Universitas Sidney. Sampai saat ini, PIBBI juga masih diselenggarakan dengan peserta dari berbagai negara di dunia.
“Beliau tinggal bersama para peserta PIBBI di asrama universitas kami yang sederhana, menjelaskan kebutuhan para peserta kepada staf Satya Wacana dan menangani dengan sabar dan penuh perhatian atas kebutuhan dan kekhawatiran para peserta,” ungkap Rektor Intiyas dalam pidatonya yang dibacakan saat pemakaman.
Selama bertahun-tahun telah terjalin persahabatan yang langgeng antara peserta dengan staf dan mahasiswa Satya Wacana serta masyarakat Salatiga secara luas.
Masyarakat dan diaspora Indonesia di Sydney dan Australia juga merasa kehilangan akan sosok yang mempunyai dedikasi tinggi dan banyak berjasa bagi masyarakat.
Satya Wacana ingin menggunakan kesempatan ini untuk menghormati peran penting Pak Soemarjono dan mengucapkan terima kasih atas komitmen, pelayanan tanpa pamrih, dan kebijaksanaannya.
Selamat jalan, Bapak Soemarjono!
Beristirahatlah dalam damai.
Salam Satu Hati UKSW! (Upk_TimKomblik/foto:istimewa)