Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) kembali melahirkan Guru Besar perempuan inspiratif, Prof. Dr. Hanna Arini Parhusip, M.Sc., nat. Menjadi Guru Besar perempuan pertama pada Bidang Ilmu Matematika dari Fakultas Sains dan Matematika (FSM), Prof. Hanna Arini Parhusip akan dikukuhkan pada Kamis, (27/02/2025) mendatang. Perjalanan pendidikan yang penuh dedikasi dan ketekunan mengantarkannya mencapai puncak akademik dan menjadi kebanggaan bagi UKSW dan dunia pendidikan Indonesia.
Bagi perempuan kelahiran 1968 asal Kota Salatiga ini, gelar profesor yang ia raih di usia tak lagi muda, merupakan anugerah yang memberinya kesempatan untuk menginspirasi perempuan-perempuan agar terus berjuang meraih mimpi tanpa terhalang usia dan keadaan.
Ternyata, pencapaian membanggakan ini berawal dari kesukaannya terhadap matematika sejak ia duduk di bangku sekolah dasar. Uniknya, ketertarikannya tersebut membawa Prof. Hanna Arini Parhusip berkuliah di Program Studi (Prodi) Matematika Universitas Gadjah Mada (UGM) pada tahun 1987 dan lulus menyandang gelar Sarjana Matematika tahun 1992. Kecintaannya pada dunia matematika dan kesadaran akan pentingnya menimba ilmu membawa Prof. Hanna Arini Parhusip meraih gelar Master of Science (M.Sc) di Prodi Industrial Mathematics Universitas Kaiserslautern, Jerman pada tahun 1997. Setelah meraih gelar master, ia berhasil menyandang gelar Doktor pada tahun 2005 di Prodi Matematika Terapan Institute Teknologi Bandung (ITB).
Semangat anak bungsu dari enam bersaudara ini tak pernah padam, terutama dalam menyumbangkan pengetahuannya untuk membangun generasi bangsa. Dedikasi Prof. Hanna Arini Parhusip bagi dunia pendidikan tercermin dari keputusannya untuk memulai karir sebagai dosen pada tahun 1993 di Universitas Kristen Immanuel. Kemudian, tahun 1994 ia menetapkan langkah baru dalam perjalanannya dengan bergabung sebagai pengajar di Prodi Matematika FSM UKSW.
“Saya bersyukur dapat menjadi bagian dari UKSW dan menyadari bahwa pencapaian ini bukan sekadar tentang meningkatkan karier, tetapi juga tentang melatih iman. Di baliknya, ada Tuhan yang menuntun, mengilhami, serta memberikan ide dan kekuatan untuk mengerjakan segala sesuatu bagi kampus ini,” bebernya.
Prof. Hanna Arini Parhusip juga menjelaskan bahwa pencapaian Guru Besar menjadi tantangan baru baginya untuk menerapkan dan mengembangkan ilmu matematika seiring dengan perkembangan teknologi saat ini.

Perjalanan Menuju Puncak
Ibu dari Yos Sebastian Denggan Satriaputra dan istri dari Dr. Suryasatriya Trihandaru, S.Si., M.Sc., nat., yang juga seorang pengajar di FSM UKSW ini menceritakan bahwa perjalanannya menuju puncak akademik bukanlah sesuatu yang mudah, tetapi hasil dari dedikasi, kerja keras, dan dukungan keluarga yang senantiasa menyertai langkahnya.
Sebagai seorang dosen, Prof. Hanna Arini Parhusip telah mendapatkan berbagai rekognisi di tingkat nasional hingga internasional. Ia tidak hanya memberikan pemahaman mendalam kepada mahasiswa tentang matematika dan aplikasinya dalam dunia nyata, tetapi juga berperan aktif dalam mendukung ekosistem akademik melalui berbagai jabatan strategis di kampus. Saat ini ia menjabat sebagai Ketua Program Studi (Kaprodi) S2 Magister Sains Data di FSM UKSW.
Selain berkarya di dunia akademis, Prof. Hanna Arini Parhusip juga aktif dalam mengembangkan dan memperkenalkan kecerdasan buatan kepada industri dengan melakukan penelitian, pengabdian, dan publikasi bersama. Ia berhasil memimpin sedikitnya 50 proyek penelitian yang didanai oleh pemerintah Indonesia dan universitas, dengan fokus pada inovasi dalam Artificial Intelligence (AI), analitik data, dan teknologi pendidikan.
Eksplorasi Matematika untuk Aplikasi Sains
“EMAS MURNI: Eksplorasi Matematika untuk Aplikasi Sains oleh Minoritas Unggul yang Berkepribadian Kristiani” menjadi judul karya ilmiah yang dipersembahan Prof. Hanna Arini Parhusip bagi para akademisi. Karya ini menekankan luasnya jangkauan matematika sebagai ilmu yang mendalam, aplikatif, dan berakar pada nilai-nilai kristiani.
Bagian “Emas Murni” mengangkat filosofi mengenai ketekunan dan dedikasi dalam dunia akademik serta pentingnya eksplorasi matematika untuk aplikasi sains. Dengan nilai-nilai keunggulan dan kepribadian kristiani, bagian ini mencoba memberikan panduan bagi para akademisi dan mahasiswa untuk terus berinovasi dan mengembangkan diri.
Karya yang mengangkat eksplorasi matematika dalam berbagai aspek kehidupan ini terinspirasi dari visi Prodi Matematika FSM UKSW dan motto Creative Minority. “Saya memutuskan untuk mengambil judul sesuai dengan visi Prodi Matematika yang telah dibuat beberapa tahun lalu, di mana visi itu dibuat ketika saya sudah 25 tahun bekerja di UKSW,” terangnya.
Pengembangan matematika, lanjutnya, mencakup berbagai bidang baik dari analisis teoritis hingga aplikasi praktis dalam berbagai disiplin ilmu. Melalui pemodelan, statistik, pemrograman, dan aplikasi interdisipliner, matematika membuktikan peran pentingnya dalam memahami dan memecahkan masalah dunia nyata.
UKSW saat ini telah memiliki 29 Guru Besar dalam berbagai ranting ilmu atau kepakaran. Capaian ini menunjukkan komitmen UKSW untuk terus mengembangkan ilmu pengetahuan dan memajukan dunia pendidikan. Ke-29 Guru Besar ini juga menjadi kekuatan UKSW dalam perjalanan menuju world class university. Sebagai perguruan tinggi swasta terbaik kedua di Jawa Tengah versi webometric, UKSW memiliki 15 fakultas dan 63 program studi dengan berbagai jenjang pendidikan. Kampus ini dikenal dengan keragaman mahasiswanya dari seluruh Indonesia serta julukan “Creative Minority”, yang mencerminkan semangat inovasi dan peran sebagai agen transformasi dalam masyarakat.
Lahirnya sosok Guru Besar ini membuktikan bahwa UKSW terus berkontribusi pada Sustainability Development Goals (SDGs) ke-4 pendidikan berkualitas.
Salam Satu Hati UKSW! (Wiw_TimKomblik/foto:Divprom)