Raih Mimpi ke Belanda, Mahasiswa Fakultas Teologi UKSW Lolos International Exchange Program

Mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) kembali menorehkan prestasi di kancah internasional. Kali ini, kabar membanggakan datang dari Eunike Nenobais, mahasiswa Fakultas Teologi, yang berhasil mewujudkan impiannya untuk belajar di luar negeri. Eunike terpilih sebagai peserta International Exchange Program Bridging Gaps Programme 2024 di Vrije Universiteit Amsterdam (VU) dan Protestant Theological University (PThU), Belanda.

Bridging Gaps Programme merupakan program pertukaran mahasiswa internasional yang berlangsung selama tiga bulan di VU dan PThU. Program ini bertujuan untuk mempertemukan mahasiswa teologi dari berbagai belahan dunia—termasuk Timur Tengah, Eropa Timur, Asia, Afrika, dan Amerika Latin—guna mendalami teologi dari perspektif kontekstual masing-masing peserta.

“Saya bersyukur bisa lolos dalam program internasional ini. UKSW benar-benar membuka ruang bagi mahasiswanya untuk meraih mimpi belajar di luar negeri secara gratis,” ujar Eunike Nenobais.

Perjalanan Menuju Bridging Gaps Programme 2024

Dengan semangat dan tekad yang kuat, Eunike berhasil melewati seleksi internal di tingkat fakultas sebelum akhirnya mendaftarkan diri melalui laman resmi Bridging Gaps Programme 2024.

“Motivasi saya mengikuti program ini adalah untuk mendapatkan pengalaman berharga sebagai langkah awal dalam mewujudkan impian menjadi teolog yang mampu membawa perubahan di masa depan,” jelasnya.

Bangga Menjadi Bagian dari Program Internasional

Rasa bangga terpancar jelas dari wajah Eunike saat ia berbagi pengalamannya mengikuti program ini. “Proses belajar di sini sangat terbuka dan menyenangkan. Semua peserta diperlakukan setara dan memiliki hak yang sama,” ungkapnya.

Tak hanya itu, perjumpaan dengan peserta dari berbagai latar belakang budaya juga membuka wawasannya dan memperkaya pemahamannya tentang teologi dalam konteks global.

Lebih lanjut, Eunike menjelaskan bahwa Bridging Gaps Programme memiliki empat komponen utama yang harus dijalani oleh setiap peserta, yaitu:

1. Penelitian individu di bawah bimbingan profesor akademis.

2. Paparan dan pertukaran budaya selama perkuliahan.

3. Pengenalan gereja-gereja dan masyarakat di Belanda.

4. Interaksi dengan komunitas Bridging Gaps.

Menginspirasi untuk Mengejar Mimpi

Di akhir wawancara, mahasiswa Fakultas Teologi ini mengajak seluruh civitas academica UKSW untuk berani bermimpi besar dan mengambil peluang.

“Jangan pernah membatasi diri dengan pikiran bahwa kamu tidak mampu atau tidak cukup baik. Kamu tidak akan pernah tahu hasilnya jika tidak mencoba. Sebagai gantinya, teruslah belajar, kembangkan keterampilan baik soft skills maupun hard skills, ambil setiap kesempatan, dan manfaatkan sebaik mungkin. Jadilah manusia yang manusiawi, punya nilai diri yang baik, dan mampu memberi dampak positif bagi masyarakat,” pungkasnya.

Sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terakreditasi Unggul, UKSW terus berkomitmen untuk memberikan pendidikan berkualitas bagi mahasiswanya. Berdiri sejak tahun 1956, UKSW memiliki 15 fakultas dengan 63 program studi di jenjang D3, D4, S1, S2, dan S3. Berlokasi di Salatiga, UKSW dikenal sebagai “Kampus Indonesia Mini” karena keberagaman mahasiswanya yang berasal dari seluruh penjuru Nusantara. Selain itu, UKSW juga dikenal dengan konsep “Creative Minority”, yaitu sekelompok individu yang mampu menciptakan perubahan, menjadi agen transformasi, dan menginspirasi masyarakat.

Torehan prestasi ini semakin memperkuat langkah UKSW menuju world-class university serta berkontribusi dalam mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) ke-4: Pendidikan Berkualitas.

Salam Satu Hati UKSW! (Wiw_TimKomblik/foto:istimewa)

Bagikan di jejaring sosial: