Bangun Budaya Sadar Bencana, UKSW Adakan Sosialisasi Mitigasi Bencana dan Pelatihan Pemadam Kebakaran

Sebagai langkah konkret untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana, Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) kembali mengadakan kegiatan “Sosialisasi Mitigasi Bencana dan Pelatihan Pemadam Kebakaran” di Auditorium Ds. S. Djojodihardjo, Fakultas Teknologi Informasi (FTI), Jumat (11/04/2025). 

Kegiatan yang diinisiasi oleh Direktorat Keamanan, Ketertiban, dan Data Siber (D2KDS) bersama Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) dan Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Kota Salatiga ini diikuti oleh 120 peserta yang terdiri dari mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan. 

Dalam sapaan hangatnya, Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, dan Kewirausahaan (RIK) Prof. Eko Sediyono, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan hal yang sangat penting guna melatih kesigapan civitas academica UKSW menghadapi bencana. “Kegiatan ini menjadi langkah strategis bagi kita untuk mengenali berbagai kondisi bencana dan tindakan penanganannya,” imbuhnya. 

Sementara itu, Direktur D2KDS Dr. Teguh Wahyono, S. Kim., M. Cs., menerangkan bahwa kegiatan ini merupakan acara tahunan yang digelar oleh D2KS untuk membangun budaya kesadaran dalam menghadapi bencana dan kebakaran. “Acara ini bertujuan untuk melatih kesigapan warga kampus menghadapi kondisi darurat seperti kebakaran dan bencana alam,” ujarnya. 

Penguatan Kapasitas

Sosialisasi ini menghadirkan dua narasumber berpengalaman yaitu Ketua FPRB Kota Salatiga, Tri Sukrisdiyanto dan Kepala Seksi (Kasi) Pencegahan dan Inspeksi Damkar Kota Salatiga, Betty Wahyu Nilla Sari.

Dalam paparannya, Tri Sukrisdiyanto menjelaskan bahwa penguatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam membangun budaya sadar bencana melalui edukasi di dunia pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan. “Acara sosialisasi dan pelatihan yang digelar oleh UKSW ini merupakan langkah strategis untuk membangun budaya sadar dan tanggap menghadapi bencana,” katanya. 

Tri Sukrisdiyanto juga menerangkan alur proses evakuasi yang aman, mulai dari tahap awal kejadiaan bencana hingga pendataan dan pelaporan untuk mendapatkan tindak lanjut. “Pada tahap awal semua personil berusaha mengamankan diri, lari menuju titik kumpul sesuai jalur evakuasi. Dilanjutkan dengan pendataan di titik kumpul, baru dilakukan evaluasi lanjutan,” paparnya.

Di samping itu, Betty Wahyuni juga menyampaikan tindakan pencegahan dan penanganan kebakaran. Adapun upaya yang dilakukan untuk mencegah kebakaran diantaranya membuat rencana penyelamatan dan menerapkan praktik hidup aman “Salah satu contohnya adalah membuang kabel yang rusak, memberikan edukasi kepada anak bahwa api merupakan hal yang berbahaya, serta menghindari penggunaan colokan kombinasi T,” jelasnya.

Setelah dibekali dengan teori, ratusan peserta secara langsung mempraktikkan simulasi evakuasi gempa bumi dan teknik pemadaman api menggunakan berbagai alat pemadam. Mereka langsung mencoba memadamkan api menggunakan karung goni dan handuk yang sudah dibasahi serta Alat Pemadam Api (APAR) jenis powder, foam, karbon dioksida (CO2), dan liquid gas. 

Saat dijumpai seusai praktik, salah satu peserta Beta Christy Apriliani Putri, S.I.Kom., mengungkapkan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat. “Pelatihan ini sangat bagus karena memberikan edukasi bagi civitas academica UKSW untuk menghadapi berbagai kondisi darurat seperti kebakaran,” ujar Beta Christy Apriliani Putri yang juga merupakan tenaga kependidikan Kursus Musik UKSW. 

Kegiatan tahunan ini merupakan bukti nyata UKSW berkontribusi dalam Sustainable Development Goals (SDGs) ke-4 pendidikan berkualitas, ke-15 ekosistem daratan, dan ke-17 kemitraan untuk mencapai tujuan. 

UKSW merupakan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang telah terakreditasi Unggul. Berdiri sejak tahun 1956, memiliki 15 fakultas dengan 63 pilihan program studi jenjang D3, D4, S1, S2, dan S3. Terletak di Salatiga, kampus ini dikenal sebagai Kampus Indonesia Mini, karena keragaman mahasiswanya yang berasal dari berbagai daerah Indonesia. Selain itu, UKSW juga dikenal dengan julukan Creative Minority atau minoritas berdaya cipta, yaitu sekelompok kecil individu yang memiliki kemampuan untuk menciptakan perubahan, menjadi agen transformasi, dan menginspirasi masyarakat.

Salam Satu Hati UKSW! (Wiw_TimKomblik/foto: Wiw)

Bagikan di jejaring sosial: