Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi (FISKOM) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) menggelar Ibadah Syukur Dies Natalis ke-25, Senin (28/04/2025) di Balairung Universitas. Perayaan ini menjadi momen refleksi perjalanan FISKOM selama 25 tahun dalam berkarya, melayani, dan bertumbuh di dunia pendidikan tinggi Indonesia.
Mengusung tema “Kearifan Lokal di Kancah Internasional”, Dies Natalis kali ini mengisyaratkan perjalanan FISKOM dari masa lampau hingga kini, sekaligus menyongsong masa depan. Tema tersebut menegaskan pentingnya pengembangan potensi lokal yang berdialektika secara dinamis dengan perkembangan global.
Acara diawali dengan ibadah yang dipimpin oleh Pendeta Dr. Ferry Nahusona, M.Si. Dalam khotbahnya, Pendeta Ferry mengajak seluruh civitas academica untuk memahami keselamatan dalam tiga dimensi: pembenaran, pengudusan, dan pemuliaan. Ia menekankan bahwa keselamatan bukan sekadar status, melainkan perjalanan hidup yang harus dikerjakan terus-menerus, sejalan dengan upaya FISKOM menumbuhkan kearifan lokal yang berkontribusi di kancah internasional. Dalam suasana penuh kehangatan, Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Kealumnian, Profesor Yafet Yosafet Wilben Rissy, turut menyerahkan hadiah berupa bunga anggrek sebagai simbol penghargaan dan doa bagi pertumbuhan FISKOM di masa depan.
Usai ibadah, acara dilanjutkan dengan prosesi pemotongan tumpeng sebagai bentuk rasa syukur atas perjalanan panjang FISKOM. Tumpeng dipotong oleh Dekan FISKOM, Dr. Ir. Sri Suwartiningsih, M.Si., dan diberikan secara simbolis kepada lima tokoh penting yaitu Drs. M.Z. Ichsanudin, M.M., selaku Ketua Pengurus Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Satya Wacana (YPTKSW), Profesor Dr. Willi Toisuta, Ph.D., selaku Rektor Ketiga UKSW 1983-1993, Profesor Yafet Yosafet Wilben Rissy, selaku Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Kealumnian, Endang Kustowondo selaku istri Dekan Pertama FISKOM, dan Ir. John Lahade selaku Dekan Ketiga FISKOM.

Makna Dies Perak
Dalam sambutannya, Dekan FISKOM, Dr. Sri Suwartiningsih, menyampaikan harapannya agar Dies Perak ini menjadi tonggak untuk melanjutkan karya dan pelayanan yang lebih luas. Ia mengajak seluruh civitas academica untuk terus berinovasi, menjaga nilai-nilai kearifan lokal, dan membuka diri terhadap kerja sama internasional.
“Kiranya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi terus diberi kesempatan untuk menjadi tempat bertumbuhnya generasi muda yang kreatif, kritis, dan berdampak bagi dunia,” ujarnya.
Dalam sambutannya, Profesor Yafet, menyampaikan apresiasi terhadap konsistensi FISKOM dalam mencetak lulusan yang berdaya saing. Ia menegaskan pentingnya meningkatkan kualitas publikasi akademik, membentuk karakter mahasiswa yang rasional dan moderat, serta mempertahankan prestasi yang sudah diraih selama ini.

Rangkaian Kegiatan Dies Perak
Dalam rangka merayakan Dies Perak, FISKOM menggelar beragam kegiatan sepanjang April 2025. Acara diawali dengan Dance Competition bagi siswa/i SMA dan SMK di Salatiga, diikuti Parade Senja Seribu Wastra Nusantara yang melibatkan 1.527 peserta dan meraih penghargaan dari Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (LEPRID). FISKOM juga meluncurkan Komunitas Wastra Nusantara serta mengadakan Talkshow Budaya bersama Sujiwo Tejo, Profesor Intiyas Utami, Hetty Kus Endang, dan Risma Alifatun Nada.
Menguatkan peran akademik dan global, FISKOM menggelar Seminar Internasional “Wisdom in Sustainability”, Career Day bersama alumni, Workshop Kurikulum Berbasis OBE (Outcome Based Education) dengan Dr. Fajar Junaedi, dan Call for Paper untuk siswa SMA/SMK. Rangkaian acara dilengkapi dengan Napak Tilas Dalam Kenangan untuk mengenang pendiri FISKOM serta Bazaar Kuliner selama lima hari.
Melalui berbagai kegiatan ini, FISKOM meneguhkan jati dirinya sebagai fakultas yang adaptif, berbudaya, dan siap bersaing di tingkat internasional.
Dengan semangat syukur dan komitmen untuk bertumbuh, FISKOM UKSW siap melangkah ke masa depan, meneruskan warisan 25 tahun yang penuh karya dan pelayanan. Upaya ini sejalan dengan kontribusi FISKOM dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya pada bidang pendidikan berkualitas (SDG 4), pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi (SDG 8), serta perdamaian, keadilan, dan kelembagaan yang tangguh (SDG 16).
Sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terakreditasi Unggul, UKSW telah berdiri sejak tahun 1956 dengan 15 fakultas dengan 64 program studi di jenjang D3 hingga S3, dengan 28 Prodi Unggul dan A. Terletak di Salatiga, UKSW dikenal dengan julukan Kampus Indonesia Mini, mencerminkan keragaman mahasiswanya yang berasal dari berbagai daerah. Selain itu, UKSW juga dikenal sebagai “Creative Minority” yang berperan sebagai agen perubahan dan inspirasi bagi masyarakat. Salam Satu Hati UKSW! (Ish_TimKomblik/foto:Hes,Des)



