Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) melalui Divisi Promosi dan Komunikasi Publik (DIVPROM KOMBLIK) kembali melaksanakan pertemuan hangat bersama guru Bimbingan dan Konseling (BK) dari Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) se-Jawa Tengah di d’Emmerick Hotel, Jumat dan Sabtu (02 dan 03/05/2025). Acara yang bertajuk “Gathering Guru Bimbingan dan Konseling bareng Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW)” ini diikuti sebanyak 87 peserta.
Acara tahunan yang menghadirkan atmosfer kebersamaan penuh makna ini menjadi wadah mempererat ikatan kekeluargaan, membangun sinergitas dan kolaborasi, serta berbagi wawasan guna mendukung peran guru BK dalam membimbing para siswa.
Dalam gathering kali ini, para peserta tidak hanya mendapatkan informasi mengenai program-program dan perkembangan kampus, mereka juga mendapatkan materi inspiratif tentang topik “Membangun Ketahanan Mental Guru BK”. Acara yang dikemas dalam workshop ini menghadirkan pembicara tunggal yakni Kepala Program Studi (Kaprodi) Magister Sains Psikologi Fakultas Psikologi, Dr. Maria Goretti Adiyanti, MS., Psikolog dan dimoderatori oleh Gamaliel Septian Airlanda, S.Pd., M.Pd., dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UKSW.
Mengawali penjelasannya, Dr. Maria Goretti Adiyanti menyampaikan tugas dan tanggung jawab guru BK hingga masalah yang sering dialami remaja dan anak-anak. “Seorang siswa menjadi baik atau buruk adalah tanggung jawab bersama. Jangan membebankan hal tersebut pada satu individu. Dengan banyaknya tugas yang diemban guru BK, maka dibutuhkan ketahanan mental yang kuat untuk menjalaninya,” katanya.
Ditambahkannya, ketahanan mental bukanlah kemampuan bawaan, melainkan harus di create, dibentuk, dan dibangun melalui sebuah proses. Menumbuhkan ketahanan mental dapat dilakukan antara lain dengan menetapkan batasan yang sehat, mengelola ekspektasi, fokus pada tujuan dan makna serta menggunakan alat manajemen waktu.
“Selain itu, sesama guru BK, harus saling membangun jaringan. Kita tidak bisa menyelesaikan persoalan sendirian. Dengan memiliki jaringan, satu orang bisa punya dua mentor untuk bertukar pikiran, membantu menyelesaikan persoalan kita. Kalau kita sehat secara mental kita akan bisa menghadapi siswa dengan baik,” bebernya.
Mengakhiri paparannya, Dr. Maria Goretti Adiyanti menegaskan pentingnya semangat untuk bangkit dari keterpurukan dan membangun resiliensi. “Membangun resiliensi di dalam diri terdiri dari tiga yaitu menata kemampuan diri, pengembangan diri serta membuat sistem yakni pengaturan sistem kerja,” pungkasnya.

Peran Strategis Guru BK
Antusiasme para peserta tergambar jelas dalam sesi diskusi interaktif bersama pembicara. “Seminar mengenai ketahanan mental guru BK ini sangat bermanfaat. Banyak materi yang saya serap dan nantinya akan dipraktekan di sekolah,” ungkap Indi Yunita, S.Pd., salah satu guru BK dari SMA Yos Sudarso Cilacap saat diwawancara mengenai kesannya.
Alumni Prodi Bimbingan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) angkatan tahun 2012 ini berharap UKSW terus melaksanakan kegiatan yang membangun dan mendukung guru BK. “Guru BK sangat berperan penting dalam mendorong siswa memilih perguruan tinggi. Melalui kegiatan ini kami mendapatkan wawasan baru dan juga bisa mendapatkan update informasi tentang UKSW,” katanya.
Di sisi lain, Dias Mozarita Mustikasari, S.Pd., dari Sekolah SMA Negeri 2 Salatiga mengaku senang karena materi yang disampaikan oleh pembicara sangat inspiratif. “Materi yang disampaikan dalam seminar ini membangung motivasi, membentuk karakter guru BK untuk menjadi kepribadian yang lebih baik, serta memiliki value lebih dari guru BK lainya,” imbuh Dias Mozarita Mustikasari yang juga Alumni Prodi Bimbingan Konseling FKIP angkatan 2014 ini.
Gathering Guru BK ini merupakan upaya UKSW untuk berkontribusi dalam Sustainable Development Goals (SDGs) ke- 4 pendidikan berkualitas dan ke-17 kemitraan untuk mencapai tujuan. Sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terakreditasi Unggul, UKSW telah berdiri sejak 1956 dengan 15 fakultas dan 64 program studi di jenjang D3 hingga S3, dengan 28 Prodi Unggul dan A. Terletak di Salatiga, UKSW dikenal dengan julukan Kampus Indonesia Mini, mencerminkan keragaman mahasiswanya yang berasal dari berbagai daerah. Selain itu, UKSW juga dikenal sebagai “Creative Minority” yang berperan sebagai agen perubahan dan inspirasi bagi masyarakat. Salam Satu Hati UKSW! (Wiw_TimKomblik/foto:Des)


