Menembus Batasan, Membangun Karier, dan Berkontribusi untuk Masyarakat
Abdul Rozzaq Muslich adalah sosok alumni UKSW yang berhasil menembus batasan dan stereotip. Lulusan Business Secretary Program (BSP) dari Program Professional, UKSW ini mencatatkan dirinya sebagai salah satu dari sedikit pria yang memilih jurusan sekretaris pada masanya, sebuah profesi yang umumnya didominasi oleh perempuan. Perjalanan karir Rozzaq bukan hanya menggambarkan ketekunan dalam menghadapi tantangan, tetapi juga kesuksesan dalam membangun usaha sendiri serta komitmen terhadap kegiatan sosial melalui inisiatif pribadinya, WanabiPeduli.
Saat memutuskan untuk mengambil jurusan BSP, Rozzaq menyadari bahwa pilihannya tidak lazim bagi seorang pria di era itu. Di tengah ratusan mahasiswi, hanya ada segelintir mahasiswa laki-laki, menjadikannya bagian dari kelompok kecil yang berani melawan arus stereotip gender dalam bidang ini. Meski demikian, Rozzaq tetap bertekad untuk menjalani pilihannya dengan baik. Motivasi kuat dan semangat yang besar membawanya sukses menyelesaikan studinya dengan gemilang. Segera setelah lulus, ia langsung diterima sebagai Sekretaris Direksi di sebuah perusahaan dalam Tarra Group, Jakarta. Disini Rozzaq memperkuat kemampuan administrasi, negosiasi, dan bahasa Inggris yang dipelajarinya selama kuliah di UKSW.
Meski telah mapan berkarir di Jakarta, setelah lima tahun Rozzaq memutuskan untuk kembali ke tanah kelahirannya di Salatiga. Keputusan ini bukan hanya didorong oleh alasan pribadi, tetapi juga oleh keinginannya untuk mencari lingkungan yang lebih cocok untuk kehidupan keluarga di masa depan. Kepulangan ke Salatiga menjadi babak baru dalam perjalanan karirnya. Bersama seorang temannya, Rozzaq mencoba peruntungannya di industri ekspor mebel dengan pasar utama negara-negara di Eropa. Namun keberhasilan tersebut tidak bertahan lama antara lain karena tantangan ketepatan waktu kirim yang tidak dapat dipenuhi dan krisis yang terjadi di Eropa memaksa perusahaan harus ditutup.
Kegagalan ini tak membuat semangatnya padam. Rozzaq mencoba melirik peluang lain di bidang digital printing. Merasa awam di bidang ini Rozzaq pun memutuskan mengikuti pelatihan singkat di Bandung sebelum ia membuka usaha kecil dengan menyewa kios kecil berukuran 3×6 meter di belakang kampus UKSW, yang kemudian hari berkembang menjadi Wanabiprint Digital Printing dengan pelanggan dari berbagai kalangan, termasuk UKSW dan mahasiswanya.
Kesuksesan Rozzaq dalam membangun usahanya tidak membuatnya melupakan pentingnya berbagi dan peduli. Ia mendirikan gerakan sosial yang diberi nama WanabiPeduli, yang berfokus pada bidang pendidikan dengan bekerja sama dengan beberapa Yayasan dan Sekolah. Dari setiap transaksi di Wanabiprint sebagian langsung dipotong untuk WanabiPeduli untk kemudian disalurkan kepada Yayasan, Pesantren dan Siswa yang membutuhkan. Melalui WanabiPeduli, Rozzaq dan timnya telah membantu banyak anak, dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Di samping itu, Rozzaq juga aktif terlibat dalam kegiatan sosial lainnya, seperti Ambulan Gratis, pendirian Masjid dan biaya operasional beberapa Masjid di lingkungan Wanabiprint.
Sebagai lulusan UKSW, Rozzaq merasa bahwa kampus telah memberikan banyak nilai positif yang berdampak besar pada hidupnya. Salah satu nilai yang paling ia hargai adalah kebebasan berpendapat dan keterbukaan terhadap perbedaan. Meski dirinya seorang Muslim di lingkungan kampus Kristen, Rozzaq merasa bahwa UKSW adalah tempat yang sangat toleran dan inklusif. “Saya Muslim, UKSW adalah Universitas Kristen, tapi saya oke-oke saja. Toleransi keagamaannya sangat baik. Itu saya bawa sampai sekarang,” ujarnya. Nilai-nilai ini juga ia terapkan dalam menjalankan bisnisnya, di mana pelanggan dan rekan bisnisnya berasal dari berbagai latar belakang agama dan etnis. Kini, dengan semangat yang tak pernah padam, Rozzaq terus mengembangkan Wanabiprint dan berkontribusi bagi masyarakat.