Adi Widjaja

Pejuang Kemajuan Pertanian dari Grobogan

Adi Widjaja dikenal sebagai pegiat dalam dunia pertanian dan peternakan, terutama mengenai swasembada kedelai. Alumni Fakultas Biologi angkatan 1991 ini menjalankan bisnis keluarga bernama Budi Mixed Farming (BMF), yang bergerak di bidang pertanian dan peternakan skala kecil inovatif, di Grobogan. Perusahaan ini berfokus pada solusi mixed farming dan optimalisasi tanaman sub tropis di wilayah tropis, seperti kedelai. Perusahaan peraih penghargaan IndoLivestock Award 2006 ini berhasil menemukan kedelai unggul yang dinamai kedelai lokal Grobogan.

Lulus tahun 1995 dari Fakultas Biologi, Adi memulai karirnya di industri cat asal Inggris, berlanjut bekerja di perusahaan keuangan milik Astra hingga tahun 2000. Dari situ Adi banting setir ke dunia IT. Ia masuk ke perusahaan pelatihan IT yang berpusat di Atlanta, USA hingga tahun 2002 sebagai Business Manager. Ia melanjutkan studi ke Victoria University of Technology, Melbourne, mengambil Master of Food Science and Technology menyusul sang istri yang mendapatkan beasiswa S2 di sana. Sepulangnya studi S2, ia meneruskan perusahaan keluarganya mulai tahun 2004.

BMF dimulai dari sebuah peternakan sapi perah pada zaman kemerdekaan yang diprakarsai oleh sang kakek dan nenek lalu berlanjut kepada sang ayah, Drs. Tjandramukti. Beliau berhasil menemukan kedelai unggul yang memiliki produktivitas sangat tinggi, dengan kualitas yang melebihi kedelai impor serta pupuk yang mampu mengubah fisiologi dan morfologi kedelai menjadi lebih ideal untuk wilayah tropis. Pada akhirnya setelah perjuangan panjang, kedelai ini diakui pemerintah sebagai Benih Unggul Nasional.

Sebagai negara agraris, Indonesia belum mampu memenuhi kebutuhan kedelai dalam negeri secara mandiri. Hal inilah yang menggerakkan Adi Widjaja untuk terus mengembangkan apa yang sudah dimulai ayahandanya untuk meningkatkan penghasilan para petani, tak hanya Grobogan saja tetapi Indonesia.

Tinggal di kota kecil tidak mengurungkan niatnya untuk menghasilkan dampak positif bagi dunia pertanian dan peternakan. Dengan segala keterbatasan sumber daya, Adi berkolaborasi dengan banyak pihak untuk merealisasikan pemikirannya. Berkolaborasi dengan berbagai pihak baik swasta, perguruan tinggi swasta dan negeri maupun pemerintah, Adi berhasil mengubah gagasannya menjadi inovasi yang berhasil dimanfaatkan masyarakat luas seperti pengembangan pakan-pakan ternak alternatif. Ia juga berinovasi membuat pengering biji tanpa panas hingga pengering tongkol jagung tenaga matahari ekonomis, termasuk pembentukan pusat perbenihan kedelai dan banyak inovasi lainnya.

Bekerjasama dengan pemerintah pusat, daerah, BUMN dan Bank Indonesia, Adi memantapkan konsep swasembada kedelai. Usaha terus menerus dalam mengembangkan konsep swasembada kedelainya membuahkan hasil dengan menjadi pemenang kedua Mandiri Young Technopreneur 2012, lomba kewirausahaan berbasis teknologi yang di prakarsai oleh Bank Mandiri. Adi juga sempat menjadi partner penelitian CIAT (International Center For Tropical Agriculture), pusat penelitian kacang dan umbi- umbian yang berpusat di Columbia dalam pengembangan ketela pohon di Indonesia dan Timor Timur serta Pemenang kedua GIST (The Global Innovation trough Science and Technology) Tech-I Competition 2012 yang diprakarsai pemerintah Amerika Serikat.

Adi juga aktif dalam dunia inovasi daerah hingga tingkat nasional sampai saat ini dengan menjadi juri Krenova serta juri Inovasi Indonesia. Bersama istrinya, didorong kecintaan mereka terhadap ilmu Biologi, mereka telah mendidik ribuan siswa dari tingkat PAUD hingga perguruan tinggi untuk belajar Biologi melalui kelas interaktif yang diadakan di peternakan dan kebun mereka.

 

Usaha berkarya di bidang pertanian tak hanya berhenti di dalam negeri, ia juga mendapat kesempatan untuk membantu kegiatan sosialisasi kedelai di Madagaskar, bersama Departemen Pertanian RI tahun 2016.

Kuliah di Fakultas Biologi UKSW baginya sangat menyenangkan. Adi aktif dalam kegiatan kemahasiswaan di bagian kerohanian dan menjadi asisten dosen, disana pula Adi mendapatkan pasangan hidupnya. Ia merasa diberkati dengan banyak teman dari berbagai daerah serta dosen yang berpikiran sangat terbuka melebihi masanya. Harapannya dalam perayaan Dies Natalis ke 68, UKSW terus menjadi universitas yang mengikuti bahkan melebihi zamannya, menghasilkan lulusan yang mampu berbuat terbaik dimanapun Tuhan menempatkan mereka.

Bagikan di jejaring sosial: