Ratih Prativi Negara

Mengabdi dengan Ilmu Psikologi bagi Kelompok Rentan dan Anak-Anak

Ratih Prativi Negara memulai karirnya di bidang psikologi sejak tahun 2016. Ratih, begitulah ia akrab disapa, menyelesaikan studi S1 dan S2 nya di Fakultas Psikologi UKSW. Berawal dari keinginan merantau dan belajar mandiri, ia jatuh hati dengan UKSW yang berada di Kota Salatiga yang sejuk dan tenang. Baginya, kota ini memiliki lingkungan yang kondusif untuk belajar dan mengembangkan diri. Ratih masuk kuliah S1 pada tahun 2008 lalu melanjutkan studi S2 di tahun 2013. Ratih aktif secara akademik dan non akademik. Ia masuk Badan Perwakilan Mahasiswa Fakultas (BPMF), aktif terlibat dalam lomba cerdas cermat psikologi taraf nasional dan menjadi Asisten Dosen di beberapa mata kuliah. Ratih juga mengikuti organisasi lintas Fakultas dengan menjadi panitia inti CS Marchingblek di penerimaan mahasiswa baru. Kemampuan Ratih dalam bidang akademik maupun non-akademik membuatnya menonjol di Fakultas. Bahkan ketika ia melanjutkan kuliah S2, Ratih ditunjuk menjadi Dosen Kontrak untuk S1 Psikologi dan mengampu beberapa mata kuliah seperti Psikologi Perkembangan, Psikologi Klinis dan Abnormal. Prestasi membanggakan ia raih saat menyusun tesisnya yang berjudul ‘Paradoks Cinta: Antara Pengorbanan dan Perpisahan (Kebertahanan Perempuan Korban Kekerasan dalam Perspektif Kelekatan Bowlby), berhasil mendapatkan Dana Hibah dari Kemendikbud Ristek senilai Rp 100.000.000,-.

Ratih memulai karir setelah mendapatkan gelar Master Psikologi di akhir 2016. Ia bergabung dalam Red Nose Foundation, sebuah NGO (Non-Government Organization) lokal yang fokus pada pendidikan dan pemberdayaan anak kurang mampu di kampung nelayan dan kampung pemulung yang berlokasi di Jakarta. Ratih menjadi pioneer berdirinya Program Psikososial di tahun 2017 ketika menjabat sebagai Manajer Program Healthy Lifestyle, dan program ini masih terus berjalan hingga saat ini. Ratih dipromosikan tahun 2019 sebagai General Program Manager yang menaungi 3 program sekaligus dan di tahun 2021 ia diangkat menjadi Executive Director yang kemudian membawa program-program Red Nose Foundation hingga ke Sulawesi dan Nusa Tenggara Timur. Kepakarannya di bidang psikologi, khususnya di area pengembangan anak, remaja dan penguatan fungsi keluarga, membuatnya dipercaya oleh lembaga Save the Children untuk mengedukasi anak-anak muda dan orangtua di area kumuh beberapa wilayah di Jakarta tentang langkah preventif dan advokasi berbagai jenis kekerasan termasuk kekerasan berbasis gender. Di Yayasan Plan International Indonesia, Ratih juga menjadi konsultan sekaligus trainer untuk pelatihan soft-skills pemuda dalam persiapan kerja dan pengembangan karir, mulai dari pengenalan dan pemetaan potensi diri, pengendalian diri dan regulasi emosi, serta materi-materi pendalaman diri lainnya yang berguna untuk persiapan karir mereka. 

Setelah dari Red Nose Foundation, ia bergabung dengan Ronald McDonald House Charities (RMHC) yang fokus di bidang kesehatan dan kesejahteraan anak serta keluarga dari pasien anak dengan penyakit kronis. Ia bergabung dengan RMHC sejak 2023 dan menjadi Organizational Leader RMHC Indonesia. RMHC Indonesia merupakan bagian dari RMHC Global yang saat ini telah ada di 62 negara di dunia dengan Headquarters di Chicago, Amerika Serikat. RMHC Indonesia telah membantu pemerintah dalam menyebarkan imunisasi dasar hingga 500.000 anak di Indonesia, juga meringankan beban biaya akomodasi lebih dari 15.000 keluarga pasien anak di Indonesia melalui rumah singgah yang dibangun. Banyak berkecimpung bersama NGO, Ratih ingin mendedikasikan diri untuk masyarakat yang memiliki keterbatasan akses dan biaya dalam menjangkau jasa profesional khususnya di bidang psikologi dan kesehatan mental. Menurut Ratih, masyarakat dengan keterbatasan ini memiliki tantangan hidup hari demi hari, baik dari sisi ekonomi, pendidikan, ancaman kesehatan yang berdampak pada kesejahteraan psikologis dan seringkali berujung pada ketidakseimbangan kehidupan bermasyarakat yang membuat gap sosial semakin luas. “Ini merupakan kegelisahan dan panggilan hidup saya. Saya meyakini setiap orang berhak mendapatkan edukasi psikologi yang sama, bahwa mental yang sehat dapat dilatih dan dikembangkan, dan setiap orang mampu mengupayakannya”

Menjalankan berbagai misi kemanusiaan sekaligus memimpin organisasi non-profit tak lepas dari tantangan. Tetapi dengan dedikasi, kerja keras, dan cinta yang besar untuk masyarakat, ia terus berjuang. Ratih menjadi teladan dalam menggunakan ilmu dan kepakaran yang dimiliki untuk menjadi manfaat bagi sesama.

Bagikan di jejaring sosial: