Rambu Luba Kata Respati Nugrohowardhani

“Kontribusi Nyata di Tanah Sumba”

Dr. Rambu Luba Kata Respati Nugrohowardhani,SE.,MA. Sebagai anak dosen, lingkungan kampus UKSW adalah tempat bermain Dhani di masa kecil.  Ayahnya, Siliwoloe Djoeroemana,  sering membawanya ke kampus setelah menjemput dari sekolah. Sambil menunggu ayahnya selesai mengajar, rapat, atau urusan kampus lainnya, Dhani menghabiskan waktu di lingkungan kampus. Dulu, Gedung C adalah tempat paling berkesan karena ada banyak kandang berisi berbagai jenis binatang yang menjadi obyek penelitian mahasiswa, sehingga mirip dengan kebun binatang. Kedekatannya dengan lingkungan kampus UKSW sejak kecil menjadi motivasi terbesar Dhani untuk memilih UKSW sebagai tempat menimba ilmu S1, dan kemudian menyelesaikan S3-nya. 

Dhani sempat menjadi pengurus GMKI cabang Salatiga. Namun, hal yang paling berkesan selama kuliah S1 di UKSW adalah menjadi peserta dalam East Asian Student Encounter (EASE), sebuah kegiatan pertukaran mahasiswa kerjasama UKSW dengan Kwansei Gakuin University di Jepang. Pengalaman itu tidak hanya memberikan banyak pelajaran tentang bekerja sama dalam tim dan berkomunikasi secara internasional, tetapi juga menjadi modal dalam perjalanan hidupnya setelah lulus S1. 

Sebagai alumni S3 dari FID UKSW (2010), Dhani bangga karena bentuk disertasinya menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya. Bentuk disertasinya yang mirip jurnal ilmiah daripada monografi didukung penuh oleh para promotor dan penguji. Dhani bersyukur saat menyusun disertasi FID memberikan kesempatan untuk memilih sendiri struktur yang berbeda dari struktur yang umumnya digunakan mahasiswa S3 pada masa itu. Pengalaman tersebut bukan hanya menunjukkan bahwa UKSW memberikan kebebasan akademik seluas-luasnya untuk menyebarluaskan hasil penelitian, tapi juga UKSW yang visioner karena struktur disertasinya yang berani tampil beda dengan universitas lain. 

Perjalanan karirnya sebagai dosen (1997) dimulai ketika Dhani sadar bahwa menjadi dosen di Sumba bukanlah sekedar untuk berbagi ilmu, tetapi juga bentuk panggilan untuk memberikan kontribusi nyata di tanah yang kaya dengan budaya namun masih dihadapkan pada tantangan ekonomi. Dhani percaya bahwa pendidikan adalah kunci untuk mematahkan rantai kemiskinan dan membangun masa depan Sumba yang lebih baik. Tahun 2003 Dhani mendapat beasiswa STUNED untuk studi lanjut S2 ke Belanda. Dhani memilih International Institute of Social Studies di Den Haag, sebuah sekolah pascasarjana internasional yang berfokus pada ilmu sosial kritis. Dhani merasa salah satu alasan mendapat beasiswa dan diterima di sekolah itu adalah karena alumni UKSW. Bagi Dhani, reputasi UKSW dalam memberikan pendidikan yang berkualitas menjadi modal untuk bersaing di dunia internasional.

Saat ini Dhani dipercaya untuk menjadi Pembantu Rektor 1 di Universitas Kristen Wira Wacana Sumba (Unkriswina) yang bertanggungjawab pada bidang akademik. Pencapaian yang dibanggakannya adalah mengembangkan kurikulum dengan mengintegrasikan nilai-nilai sosial dan ilmu pengetahuan, sehingga sejalan dengan visi para pendiri Wira Wacana, yaitu kewirausahaan dan nilai-nilai kristiani. Dhani juga menginisiasi munculnya perspektif Ekonomi Sabana, sebagai perspektif alternatif untuk memahami pembangunan pedesaan di Pulau Sumba. Perspektif itulah yang mengawali munculnya konsep Kewirausahaan Sabana yang saat ini masih terus dikembangkan oleh civitas akademika Unkriswina sebagai penciri universitas yang kontekstual di Pulau Sumba.

Sebagai dosen, kegiatan sosial yang dilakukan Dhani terkait dengan isu kemiskinan dan gender. Sebagai bentuk nyata perhatian pada dua isu tersebut, Dhani menjadi salah satu pendiri Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bermarkas di Sumba. Dua LSM itu adalah Perkumpulan Stimulant Institute Sumba (Stimulant) yang kegiatan utamanya adalah riset, advokasi, dan pengembangan masyarakat, serta Yayasan Solidaritas Perempuan dan Anak (SOPAN) yang fokus pada isu gender.

Salah satu dari nilai-nilai UKSW yang mempengaruhi hidup Dhani adalah komitmen untuk memberikan akses pendidikan kepada generasi muda yang berasal dari daerah miskin dalam memperkuat kapasitas mereka sehingga bisa menjadi agen perubahan pada pembangunan daerahnya sendiri. Nilai itu tertanam dalam hati Dhani yang sejak kecil terbiasa bertemu dengan mahasiswa dari berbagai pelosok Indonesia di lingkungan kampus Indonesia Mini UKSW.

Bagikan di jejaring sosial: