Drama musikal legendaris The Sound of Music yang disuguhkan oleh Kursus Musik Universitas Satya Wacana (UKSW) bersama Voice of Satya Wacana Christian University (Voice of SWCU) sukses menghipnotis ratusan penonton di Balairung Universitas, baru-baru ini.
Film drama musikal Amerika tahun 1965 yang diproduksi dan disutradarai oleh Robert Wise dari skenario yang ditulis oleh Ernest Lehman ini dibawakan secara apik dan penuh penghayatan oleh para siswa Kursus Musik UKSW. Penampilan mereka kian sempurna dalam balutan kostum sesuai tokoh dalam drama. Alunan musik klasik mengiringi Youth Choir Kursus Musik UKSW menciptakan suasana hangat dalam konser perdana ini.
Suara merdu dengan khas musik klasik membawa para penonton larut dalam alur cerita. Drama ini mengisahkan Maria, seorang wanita yang ceria dan sangat mencintai musik menjadi pengasuh tujuh anak Kapten Georg von Trapp. Dengan kecintaannya pada musik, Maria berhasil membawa kembali kebahagiaan dan kehangatan dalam keluarga tersebut.
Lantunan lagu ikonik “The Sound of Music” dan “Maria” by Richard Rodgers dan Oscar Hammerstein II yang dinyanyikan dengan penuh penghayatan menggambarkan keindahan kisah Maria yang penuh dengan keceriaan. Suasana kemudian berubah khidmat saat lagu “Preludium” by Richard Rodgers dinyanyikan oleh para cast biarawati yang mencerminkan kehidupan Maria berasal.
Menghibur Penonton
Konser drama musikal yang pertama kali dipentaskan ini berhasil memberikan pengalaman nyata dan berharga bagi para siswa Kursus Musik UKSW. Salah satunya Eugene Vanya yang berperan sebagai Liesel, anak pertama dari Kapten Von Trapp. “Senang banget bisa tampil bersama teman-teman dalam konser perdana ini. Latihan selama satu bulan membuahkan hasil yang baik dan menghibur para penonton,” bebernya.
Apresiasi positif juga disampaikan oleh para penonton, diantaranya Aprina Nugrahesthy Sulistya Hapsari, S.E., M.Ak., yang hadir memberikan dukungan untuk kedua anak tercintanya, Andrea dan Amorea, sebagai cast dalam drama musikal.
“Senang sekali dan bersyukur anak-anak saya dapat menjadi bagian dari konser ini. Mereka tergabung dalam Youth Choir Kursus Musik UKSW sangat luar biasa, semangat berlatih, dan mampu menyampaikan pesan dalam konser dengan sangat apik. Suara mereka seperti lantunan dari surga yang menyentuh dan mengharukan,” katanya.

Wadah Pengabdian Masyarakat
Saat diwawancarai secara daring pada Senin (08/09/2025), Mother Abbess Eriyani Tenga Lunga menjelaskan bahwa setiap tahunnya Kursus Musik UKSW mengadakan konser sebagai evaluasi hasil belajar siswa-siswa. “Konser ini pada dasarnya bertujuan untuk mengevaluasi kemampuan bermusik siswa guna mengetahui perkembangan skill musik mereka. Tak hanya itu, acara ini juga memberikan sajian musik yang berkualitas,” terangnya.
Lebih jauh dijelaskannya, pada konser drama musikal perdana ini para siswa mempersembahkan lagu-lagu ikonik dengan aransemen yang memikat untuk menggambarkan runtutan cerita dan karakter yang berbeda-beda pada film yang memenangkan lima Piala Oscar tersebut. Adapun sejumlah lagu lainnya yang dibawakan diantaranya lagu “Overture”, “Morning Hymn”, Alleluia”, “Do-Re-Mi” serta “You’ll Never Walk Alone”.
Di samping itu, Conductor Samuel Arif Budiman Sulistyo mengungkapkan kemampuan siswa Kursus Musik UKSW memerankan tokoh-tokoh dalam The Sound of Music menjadi keunikan dalam pertunjukan kali ini.
“Kegiatan ini menjadi wadah kebersamaan, karena anak-anak yang biasanya berlatih terpisah di kelas-kelas berbeda akhirnya bisa bertemu, akrab, bahkan menjalin persahabatan baru. Kami juga berharap lewat pertunjukan ini moto Kursus Musik UKSW yakni Brighten Your Days with Music: cerahkan harimu dengan pengalaman musik untuk menghibur orang lain, bisa tersampaikan,” ujarnya.
Konser Kursus Musik UKSW ini turut dihadiri oleh Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, dan Kewirausahaan Profesor Eko Sediyono. Dalam sapaan hangatnya, Profesor Eko Sediyono menyampaikan bahwa kegiatan ini menunjukan bahwa Kursus Musik UKSW tidak hanya menjadi ruang belajar, melainkan juga menjadi wadah pengabdian masyarakat yang memberikan dampak luas melalui musik.
“Melalui Kursus Musik UKSW, anak-anak dilatih bukan hanya secara teknis sesuai instrumen atau vokal, tetapi juga berkolaborasi dalam sebuah paduan suara untuk mengolah musik yang berdampak bagi publik,” katanya.
Acara ini menjadi salah satu bentuk kontribusi UKSW untuk mencapai program Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Diktisaintek) Berdampak yang selaras dengan Asta Cita 4 memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM), sains, teknologi, dan pendidikan. Selain itu, acara ini juga menegaskan kiprah UKSW dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) ke-4 pendidikan berkualitas. Sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terakreditasi Unggul, UKSW telah berdiri sejak 1956 dengan 15 fakultas dan 64 program studi di jenjang D3 hingga S3, dengan 32 Prodi Unggul dan A. Terletak di Salatiga, UKSW dikenal dengan julukan Kampus Indonesia Mini, mencerminkan keragaman mahasiswanya yang berasal dari berbagai daerah. Selain itu, UKSW juga dikenal sebagai “Creative Minority” yang berperan sebagai agen perubahan dan inspirasi bagi masyarakat.
Salam Satu Hati UKSW! (Wiw_TimKomblik/foto:Wiw)

BACA JUGA: