Semarak kemeriahan pembukaan Gelar Inovasi Harmoni Nusantara (GIHN) 2025 diselenggarakan dalam nuansa budaya nusantara di depan Gedung Administrasi Pusat (GAP) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Selasa (7/10/2025). Acara ini menjadi momentum penting yang menandai dimulainya rangkaian kegiatan GIHN 2025 yang bertujuan menampilkan inovasi, kreativitas, serta semangat kolaborasi lintas budaya di lingkungan kampus.
Pembukaan acara diawali dengan penampilan memukau tarian tradisional Famaola Afo dari Nias yang ditampilkan oleh kelompok etnis Ikatan Keluarga Ono Niha (IKAONI) Salatiga. Tarian ini menjadi simbol penyambutan tamu istimewa sebagai tanda penghormatan dan penerimaan. Penampilan tersebut berhasil memukau para penonton dengan indahnya alunan musik Gondra, Aramba dan Faritia. Bersambung dengan ragam gerak tari Moyo dan Maena menandakan semangat pantang menyerah dan sukacita pada setiap orang.
Pemukulan alat musik tifa dan kentongan oleh Staf Khusus Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi RI Dr. Ismail Hasani, S.H., M.H., Rektor UKSW Profesor Intiyas Utami, Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, dan Kewirausahaan Profesor Eko Sediyono, dan Ketua Panitia GIHN Dr. Linda Ariany Mahastanti, S.E., M.Sc., menjadi simbol resmi dibukanya GIHN 2025. Momen tersebut disambut sorakan dan tepuk tangan meriah dari peserta serta tamu undangan. Suasana semakin hangat dengan ajakan foto bersama oleh Rektor kepada tamu undangan dan pengisi acara.
Rektor Intiyas, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi dan kebanggaan terhadap seluruh panitia, peserta maupun stakeholder yang telah berkontribusi dalam penyelenggaraan GIHN 2025. Ungkapan terima kasih juga ditujukan terhadap mitra-mitra yang turut berkontribusi memberikan dukungan di bidang masing-masing. “Terima kasih juga untuk semua ide-ide liar tetapi bisa membuat kita berkarya dengan baik,” ujarnya penuh semangat.
Kolaborasi dalam setiap inovasi-inovasi yang menjadi ciri khusus hampir pada seluruh stan yang ada tentunya menjadi sebuah ajang karya anak bangsa untuk dapat memamerkan potensi mereka. Pada GIHN kali ini, terdapat puluhan stan yang dapat dikunjungi, 10 di antaranya merupakanstanberbagai universitas, 16stanfakultas UKSW yang menampilkan beragam produk inovasi, 7 stan etnis, kemudian sisanya adalah standari UKSW dan mitra pendukung kegiatan.

Semangat Kolaborasi dan Inovasi
Mengusung tema “Inovasi Peduli: Menyentuh Nyata Kehidupan Masyarakat”, diharapkan setiap inovasi dapat menjadi solusi yang berkelanjutan. Agenda tahunan ini tentunya menjadi acara yang ditunggu-tunggu oleh banyak orang terutama civitas akademika karena inovasi-inovasi baru dari mahasiswa berbagai universitas dapat dilihat di acara ini. Hal ini dapat membuka kolaborasi lebih jauh lagi ke depannya.
“Hebatnya event ini kok bisa ya menyatukan budaya sama inovasi-inovasi yang sangat beragam, jadi buat kita pun tamu yang datang ke sini, dapat insight baru, tentang budaya dan lagu-lagu budaya. Bahkan kita bisa networking yang nantinya juga kita mau studi banding. Pastinya itu mendukung banget buat kolaborasi,” ungkap Jessica Eileen De Sinta Adji, seorang mahasiswa asal Binus University yang turut bergabung dalam gelaran event ini.
Salah satu pengunjung, Sylviana Dewi Kinasih mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi UKSW, mengungkapkan rasa antusiasnya. “Stan-stan universitas itu sangat lengkap ya. Saya lihat-lihat dari pojok sampai pojok lengkap sekali dan kita bisa lihat-lihat dari universitas lain dan dari UKSW juga per fakultasnya ada stannya. Ada berbagai game dan keseruan lainnya,” ujarnya dengan semangat.
Dengan pembukaan yang meriah dan dukungan luas dari berbagai pihak, GIHN 2025 diharapkan mampu menjadi wadah inspiratif bagi mahasiswa untuk terus berinovasi dan menjaga harmoni dalam keberagaman budaya Indonesia. Tentunya hal ini selaras dengan asta cita presiden dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Khususnya SDGs 1 Tidak Ada Kemiskinan, SDGs 2 Menghapus Kelaparan, dan SDGs 4 Pendidikan Berkualitas.
Sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terakreditasi Unggul, UKSW telah berdiri sejak 1956 dengan 15 fakultas dan 65 program studi di jenjang D3 hingga S3, dengan 34 Prodi Unggul dan A. Terletak di Salatiga, UKSW dikenal dengan julukan Kampus Indonesia Mini, mencerminkan keragaman mahasiswanya yang berasal dari berbagai daerah. Selain itu, UKSW juga dikenal sebagai “Creative Minority” yang berperan sebagai agen perubahan dan inspirasi bagi masyarakat. Salam Satu Hati UKSW! Sel_TimKomblik/foto:Hes,Des)
