Profil Guru Besar Ranting Ilmu Sosiologi Lintas Agama Profesor Izak Yohan Matriks Lattu : Junjung Pluralisme Religiusitas dalam Bingkai Kebhinekaan 

Dalam acara bertajuk “Bentang Karya, Gagasan dan Ekspos Talenta Unggul Profesor”, Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) menghadirkan sosok inspiratif Pendeta Prof. Izak Yohan Matriks Lattu, S.Si-Teol, M.A., Ph.D., Guru Besar Fakultas Teologi dalam kepakaran ilmu Sosiologi Lintas Agama di Balairung UKSW  baru-baru ini. 

Sebagai Guru Besar aktif ke-30 di UKSW, Profesor Izak meneguhkan nilai-nilai persatuan dan kemanusiaan serta mengokohkan tonggak pluralisme dalam bingkai civitas academica. Merajut kembali untaian kebhinekaan dalam khazanah religiusitas bangsa. 

Perjalanan Profesor Izak sebagai Guru Besar telah menempuh proses panjang, dedikasi dan komitmen lelaki kelahiran Negeri Hunitetu, Kabupaten Seram Bagian Barat ini berhasil membawanya menapaki universitas bergengsi dunia, Harvard University melalui beasiswa Pre-PhD Program atau Dissertation Writing Scholarship.

Perjalanan Meniti Akademisi 

Profesor Izak yang akrab dipanggil Chak sewaktu kecil ini menghabiskan pendidikan Sekolah Dasar hingga SMA di Pulau Seram, Maluku. Pada tahun 1994, beliau menginjakkan kaki di Fakultas Teologi UKSW sebagai langkah awal mendalami ilmu sosial agama serta meraih gelar Sarjana Sains Teologi pada 1999. 

Keingintahuan besar akan kehidupan sosial agama kemudian membawanya kepada studi Magister dalam program internasional, Center for Religious and Cross-Culture Studies di Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 2002. 

Tak berhenti sampai di situ, pada 2014 Profesor Izak mendapat gelar Ph.D., dalam program Interdisciplinary Study of Religion di The Graduate Theological Union yang berafiliasi dengan The University of California, Berkeley melalui beasiswa Fulbright Ph.D Program.

Selain memperkenalkan gagasan oralitas sebagai inisiatif demokrasi dan kekuatan membangun Civic & Interreligious Engagements di Harvard University, perhatian terhadap persoalan pluralisme religiusitas bangsa mengantarkannya pada sederet prestasi gemilang.  Di antaranya, pada tahun 2024, beliau mendapat peringkat 1 Dosen Academic Leader dalam bidang Sosial Humaniora pada Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah VI dan Visiting Professor di Rutgers University, New Jersey pada 2021. 

Profil Guru Besar Izak Yohan Matriks Lattu
Profil Guru Besar Izak Yohan Matriks Lattu

Spirit Toleransi 

Sebagai akademisi, beliau senantiasa bertekad untuk membaktikan diri dalam pengembangan ilmu pengetahuan, tidak hanya bagi dunia kampus namun juga menjadi penggerak spirit toleransi dan kebangsaan yang berdampak bagi masyarakat.  

Profesor Izak menekankan semangat persatuan dalam bingkai keindonesiaan. Di antara keragaman suku dan agama yang saling berdampingan, kesadaran sebagai sebuah bangsa memiliki arti penting untuk menguatkan sebagai bekal kehidupan bersama. 

“Dari kesadaran-kesadaran keindonesiaan, kita ternyata butuh sosiologi lintas agama untuk satu kehidupan lintas agama. Artinya memungkinkan kita yang berbeda itu untuk saling hidup bersama dalam kerukunan,” ujarnya.

Berperan Besar dan Berdampak

Saat ini Profesor Izak merupakan Dekan Fakultas Teologi UKSW. Beliau juga dipercaya untuk mengemban jabatan sebagai Vice-Chairperson dari Asia-Pacific Theological Union yang aktif berperan dalam forum nasional maupun internasional. Salah satunya menyumbangkan pemikirannya pada Annual Meeting of the Sociology of Religion (ASR) dan Ecclesiological International Investigations Research Network, Political Theology Group. 

Tak hanya itu, beliau juga menjadi Asesor Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dan Asesor Akreditasi Internasional dari Association for Theological Educations in Southeast Asia (ATESEA).  

Kebanggaan tidak berhenti sampai di situ. Profesor Izak diketahui menjadi Profesor pertama di Sinode Gereja Protestan Maluku serta terpilih sebagai anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) pada 2024, sebuah forum akademik terkemuka dan tertinggi di Indonesia. 

Perjuangan beliau sebagai akademisi, ilmuwan, serta cendekiawan memberikan andil besar terhadap pengembangan keilmuan sains teologi, terutama pada aspek sosiologi agama. Hal ini tentu tak lepas dari peran keluarga yang senantiasa mendukung setiap langkah. Sang istri, Dokter Retno Esti Respati Wirandari, MPH., serta tiga putrinya, Jessica Christiana Lattu, Jennica Corneliana Lattu dan Jesslyn Clareviana Lattu, yang menjadi saksi perjuangan Panjang, menuai rasa haru dan bangga. 

Berbagai capaian yang telah diraih itu tak didapatkan dengan mudah. Komitmen dan keteguhan hati mengarungi perbedaan menjadi tantangan yang harus dilalui. Berpegang pada iman dan menyandarkan diri pada Tuhan adalah kunci kekuatan dan keberhasilan. 

Melalui performa akademisi seperti beliau, menunjukkan komitmen UKSW dan dukungan nyata terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDGs ke-4 pendidikan berkualitas, sekaligus mendukung Asta Cita Presiden, nomor 4 mengedepankan pengembangan sumber daya manusia.

Sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terakreditasi Unggul, UKSW telah berdiri sejak 1956 dengan 15 fakultas dan 64 program studi di jenjang D3 hingga S3, dengan 32 Prodi Unggul dan A. Terletak di Salatiga, UKSW dikenal dengan julukan Kampus Indonesia Mini, mencerminkan keragaman mahasiswanya yang berasal dari berbagai daerah. Selain itu, UKSW juga dikenal sebagai “Creative Minority” yang berperan sebagai agen perubahan dan inspirasi bagi masyarakat.

Salam Satu Hati! (Ctr_TimKomblik/foto: DivpromKomblik)

BACA JUGA:

Bagikan:
Facebook
Share
WhatsApp