Kontribusi Membangun Fondasi Pemerintahan Timor Leste
Adérito de Jesus Soares merupakan seorang ahli di bidang tata pemerintahan, anti-korupsi, proses pembuatan konstitusi/pembangunan pasca konflik dan hak asasi manusia. Ia juga merupakan evaluator, fasilitator, negosiator dan perencana strategis yang berpengalaman. Adérito de Jesus Soares dikenal atas kontribusinya terhadap pemerintahan, hak asasi manusia, dan upaya anti-korupsi Timor-Leste. Ia memainkan peran penting dalam penyusunan konstitusi pertama Timor-Leste sebagai anggota Majelis Konstituante dari tahun 2001 hingga 2002. Ia kemudian menjabat sebagai Komisaris pertama Komisi Anti-Korupsi Timor-Leste (Anti-Corruption Commision – Comissão Anti-Corrupção (CAC)) tahun 2010-2014, di mana ia memimpin upaya-upaya untuk memberantas korupsi di negara yang baru merdeka.
Adérito menempuh S1 di Ilmu Hukum UKSW dan lulus pada tahun 1996 berkat beasiswa dari pemerintahan Timor Leste. Adérito mengaku awalnya ia ingin masuk ke Fakultas Kedokteran, tetapi karena satu dan lain hal akhirnya ia memilih ke Fakultas Hukum. Ia pun sempat diremehkan ketika masuk ke Fakultas Hukum, tetapi Adérito berhasil membuktikan kepada banyak orang ia mampu dan bahkan membawanya menjadi Adérito de Jesus Soares yang sekarang bisa berdampak untuk orang banyak lewat ilmu hukum yang ia miliki. Sebelum lulus S1, ia sudah bergabung di suatu lembaga studi dan advokasi masyarakat bernama ELSAM di Jakarta pada tahun 1996-1999. Disana ia membantu mengadvokasi kasus-kasus mengenai ketenagakerjaan, hak-hak adat dan politik khususnya di Jakarta, Kalimantan, Papua Barat dan Timor-Leste. Setelah menyelesaikan studinya di UKSW, Adérito ia pun semakin aktif dalam berbagai kegiatan advokasi hukum berbagai kasus di Indonesia dan Timor-Leste termasuk menjadi Koordinator dan pendiri Yayasan Bantuan Hukum Ukun Rasik An, Dili, Timor-Leste. Berkat sepak terjangnya, pada tahun 2001, Adérito diberikan kepercayaan menjadi anggota Majelis Konstituante Timor-Leste dan ketua Partai Fretilin yang berperan dalam penyusunan konstitusi pertama Timor-Leste.
Tak berhenti untuk terus belajar, Adérito kemudian mendaftar beasiswa ke beberapa Universitas pada tahun 2002 dan ia diterima di 3 universitas sekaligus lalu ia menjatuhkan pilihannya ke New York University (NYU) School of Law. Setelah itu ia mengajar di Universitas Nasional Timor Lorosa’e tahun 2002-2007 dan bekerja untuk LSM Nasional dan Internasional termasuk PBB di Timor Leste. Selain itu, Adérito juga menjadi dosen tidak tetap di Australian National University tahun 2009. Dalam perjalanan kariernya yang sedang berkembang, Adérito pun melanjutkan S3 di Australian National University. Belum selesai studi S3-nya tersebut, Adérito diberikan mandat oleh Pemerintah Timor Leste saat itu untuk mendirikan komisi anti korupsi untuk Timor Leste yang bertahan hingga saat ini. Baginya, ini merupakan salah satu tugas yang tidak mudah untuk membangun lembaga ini. Timor-Leste termasuk negara kecil dan menjadi sebuah tantangan ketika ia harus bersinggungan dengan orang-orang yang ia kenal, mungkin temannya sendiri demi menegakkan hukum. “You must follow the rules and have integrity; that’s important. Integrity , knowledge, and bravery”. Di komisi anti korupsi ini, Adérito memimpin 50 staf dan mencapai hasil yang luar biasa dalam waktu empat tahun sejak pertama kali didirikan pada 2010. Ia juga memimpin komunitas edukasi nasional pendidikan anti-korupsi. Selama menjadi Komisioner, Aderito mewakili Pemerintah Timor-Leste dalam berbagai forum Internasional, seperti pertemuan UNCAC di Viena dan berbagai forum internasional lainnya
Adérito aktif menjadi konsultan dan trainer untuk berbagai kasus penegakan hak asasi manusia, regulasi negara pasca konflik dan anti-korupsi. Ia berperan aktif dalam melatih parlemen nasional Timor Leste mengenai hukum hak asasi manusia, mengembangkan kurikulum hukum hak asasi manusia internasional di Universitas Nasional Timor Leste, menyiapkan materi dan melatih calon hakim, jaksa dan pembela di UNMISET, konsultan di berbagai lembaga hukum baik di Indonesia, Timor-Leste, Papua Nugini, dan Myanmar. Sebagai intelektual, Aderito juga telah diundang dalam berbagai forum akademik di Amerika Serikat, Eropa, Asia dan Australia. Ia juga banyak mempublikasikan buku, artikel akademik dan juga mengisi berbagai kuliah tamu terkait kepakarannya. Adérito Soares telah meninggalkan jejak nyata bagi Timor-Leste melalui berbagai perannya. Karyanya terus memberi dampak, menjadi landasan bagi pemerintahan Timor-Leste dan masyarakat luas.