Upacara Wisuda Periode III Tahun 2024 Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) telah usai, namun luapan rasa kebahagiaan dan haru masih membekas begitu kuat. Tidak terkecuali bagi pasangan suami istri, Tukijan dan Ratiem, yang dalam momen menyentuh tersebut memperlihatkan kebahagiaan tak terhingga melihat putri bungsu mereka, Grace Ades Yulita, menerima gelar sarjana dari Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi UKSW.
Terlahir dari keluarga yang sederhana, Grace yang merupakan putri bungsu dari lima bersaudara sukses membanggakan kedua orang tuanya yang semasa hidupnya tidak berkesempatan menempuh pendidikan formal. Ayahnya yang tidak bisa menyelesaikan bangku sekolah dasar dan ibu yang buta aksara, justru membuktikan bahwa kasih sayang tulus orang tua kepada Grace berhasil membuahkan hasil termanis.
Diwawancarai secara daring pada Selasa (06/08/2024) , Grace kembali mengenang masa perkuliahannya. “Awal datang ke Salatiga, saya sangat homesick,” kenangnya yang kala itu merupakan mahasiswa perantau dari tanah Lampung. Jauh dari keluarga, ia mengaku harus menghadapi berbagai tantangan, termasuk adaptasi dengan lingkungan baru dan pergaulan yang beragam. Namun, berkat dukungan kuat orang tua dan lingkungan perkuliahan di UKSW yang nyaman membuatnya bertahan.
“Motivasi terbesar saya adalah orang tua saya yang selalu mengusahakan apa saja yang dibutuhkan anaknya untuk pendidikan,” kata gadis kelahiran tahun 2001 ini. Ungkapan terima kasih yang tiada henti juga ia sampaikan kepada kedua orang tua, termasuk kepada keempat saudara yang turut mendukung perjalanannya menuju puncak studi.
“Terima kasih banyak sudah menyekolahkanku. Sebenarnya bukan aku yang pantas memakai ini, tetapi mereka yang lebih cocok memakainya karena mereka yang berjasa banget buat aku,” ucap Grace dengan penuh rasa hormat, mengarah pada baju toga yang ia kenakan dalam momen wisuda.

Menjadi panutan
Bagi Grace, UKSW bukan hanya tempat ia belajar untuk mencapai gelar sarjana, tetapi juga tempat pertama ia merantau yang memberikan kesan luar biasa. Ia bersyukur bisa menjadi bagian dari Kampus Indonesia Mini sehingga mengenal ragam kebudayaan dan mampu menimba ilmu sebanyak mungkin. Dukungan dari dosen, teman, fasilitas memadai, serta pelayanan di UKSW juga sangat membantu perjalanan akademisnya. Komitmen UKSW dalam mewujudkan Sustainable Development Growth (SDG’s) ke 4 yaitu, pendidikan berkualitas bagi semua orang dapat dirasakannya secara nyata.
“Dosen di UKSW menyenangkan, pertemanan saya menjadi sangat beragam, dan pelayanannya sangat memuaskan. Semua momen di UKSW sangat berkesan bagi saya,” tambahnya yang juga memiliki pengalaman berharga sebagai pelatih tari tradisional di Kelompok Bakat Minat (KBM) fakultasnya.
Masih dalam atmosfer kebahagiaan peraihan gelar sarjana, Grace tidak ketinggalan menegaskan pentingnya perolehan pendidikan bagi pengembangan dirinya maupun keluarganya. Senantiasa mengandalkan Tuhan dalam setiap momen yang ia tekuni, juga merupakan nilai yang ia pegang teguh.
Dalam momen sakral upacara wisuda, Rektor UKSW Prof. Dr. Intiyas Utami, S.E., M.Si., berkesempatan pula menunjukkan rasa hormat terdalamnya kepada orang tua seluruh winisuda. Melalui sambutannya, ucapan terima kasih ia sampaikan dengan tulus.
“Terima kasih atas kepercayaan yang sudah diberikan bapak dan ibu kepada UKSW. Dari lubuk hati kami yang terdalam, kami berharap bapak ibu senantiasa diberikan kesehatan, kekuatan, dan berkat sehingga bapak ibu tetap teguh menjadi panutan untuk teman-teman winisuda,” pungkasnya.
Melalui kisah perjalanan Grace Ades Yulita, S.Psi., menjadi bukti bahwa dengan semangat, dukungan keluarga, dan ketekunan, maka segala rintangan dapat dilalui. Kisahnya dapat menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk terus berjuang meraih impian, apapun latar belakang dan tantangannya.
Salam Satu Hati UKSW! (Liz_TimKomblik/foto:Hes,Des)