Mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) terus menunjukkan dirinya sebagai creative minority yang menghasilkan berbagai karya inovatif. Sebanyak 93 karya audio visual mahasiswa Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi (FISKOM) dipamerkan dan diputarkan dalam acara “Communication Festival: Gelar Karya dan Malam Penghargaan 2025”, Kamis (11/12/2025) malam.
Mengambil tempat di Balairung UKSW, communication festival yang merupakan bagian Tugas Talenta Unggul (TTU) dari 13 mata kuliah praktikum di semester ganjil ini sukses digelar dengan nuansa gala premiere yang memukau. Sejumlah mata kuliah tersebut di antaranya Asas-Asas Management, Dasar Fotografi, Aplikom, Videografi, Produksi Iklan yaitu Radio, Cetak, Iklan TV, Produksi Jurnalistik yakni Berita TV, Radio, Cetak, dan Online, hingga Produksi Broadcasting yakni Talkshow, Dokumenter, dan FTV.
Puluhan karya mahasiswa ditampilkan dalam bingkai screening dan pameran video, fotografi, iklan cetak, audio, desain grafis hingga unit usaha asas manajemen. Salah satu karya menarik dalam gelaran ini adalah short movie edukasi berjudul “Pesawat Kecil untuk Ayah”, hasil kolaborasi dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Salatiga dan mengangkat program Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI) menjadi sorotan dalam acara ini.
Tersirat Pesan Mendalam
Short movie berdurasi satu menit delapan belas detik karya Cynthia Angelica Christella, Delmi Brian Dika, Fredy Lolong Jr, Tomosa Nehemia Zega, Natalia Selviana Putri, Ernest Taruk Bunga’ dan Abner Sheva Meianto ini adalah tugas akhir mata kuliah Iklan TV khususnya Iklan Layanan Masyarakat (ILM).
“Iklan ini menekankan pentingnya kehadiran ayah dalam keluarga melalui kampanye Sekecil Janji, Sebesar Harapan. Melalui simbolisasi pesawat kertas, iklan ini menggambarkan janji kecil seorang ayah yang sering terlupakan, namun memiliki makna besar bagi anak,” ungkap Cynthia mahasiswa angkatan 2023.
Di sisi lain, kelompok yang beranggota Amara Nawa Jaladri, Mischa Rahmania Dwitungga, Laura Aniendhita Diyanti Kusuma, Rhiztya Suci Oktalia, Michella Dwikasena Pambaruny, Sharon Maretta, Yanuar Aris Susetyo, Golda Jennifer Cahyaningrum, Ribka Korensia, dan Rika Fitriana sukses penampilan short movie berjudul “Mencariku” kisah seorang anak laki-laki yang tumbuh tanpa figur orang tua yang utuh.
“Proses produksi film ini berlangsung sekitar satu bulan termasuk tahap penulisan naskah. Pesan yang ingin disampaikan dalam karya ini adalah mengajak penonton untuk lebih menghargai orang lain karena setiap orang menjalani proses hidup yang tidak mudah,” beber Amara Nawa mahasiswa angkatan 2024.
Sementara itu, salah satu mahasiswa dari angkatan 2025 Ivan Nathanael Putra Opit mengungkapkan rasa senangnya bisa memamerkan tugas akhir mata kuliah Dasar Fotografi. Dalam pameran ini ia menampilkan berbagai foto bagunan bersejrah di Taman Sari Yogjakarta. “Senang banget, tugas yang dikerjakan selama satu semester mulai dari mencari objek, memotret hingga mengolah foto akhirnya bisa dilihat banyak orang,” tuturnya.

Apresiasi Karya Mahasiswa
Saat di jumpai di sela acara, Ketua Program Studi (Kaprodi) Ilmu Komunikasi Ester Krisnawati, S.Sos., M.I.Kom., menyampaikan communication festival adalah acara yang menampilkan berbagai karya mahasiswa Ilmu Komunikasi, tidak hanya gelar karya, tetapi juga screening karya audio visual seperti produksi iklan, produksi jurnalistik, dan produksi broadcasting.
“Acara ini diselenggarakan sebagai bentuk apresiasi terhadap proses pembelajaran, kreativitas, dan capaian karya mahasiswa dari berbagai mata kuliah produksi. Acara ini dipersembahkan oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi dan ditujukan untuk seluruh civitas academica maupun masyarakat umum,” ujarnya.
Ester Krisnawati juga menjelaskan ada tiga angkatan yang terlibat dalam pameran kali ini yaitu mahasiswa angkatan 2023, 2024, dan 2025 yang masing-masing mengikuti mata kuliah berbeda sesuai tingkatannya. Semester ganjil dipilih karena merupakan semester dengan praktikum terbanyak, sehingga tepat dijadikan momentum untuk menampilkan seluruh karya mahasiswa.
Menciptakan Produk Nyata
“Kegiatan ini juga dikategorikan sebagai TTU karena mahasiswa tidak lagi hanya membuat makalah atau latihan dasar, tetapi menciptakan produk nyata sebagai tugas akhir dari mata kuliah praktikum. Tujuannya melatih mahasiswa untuk menciptakan karya, bukan sekadar memahami teori,” katanya.
Ditegaskannya, setiap karya yang dipamerkan dalam kegiatan ini tidak dibatasi topiknya, namun ada beberapa mata kuliah diarahkan secara khusus oleh dengan pengajar. Misalnya untuk film dokumenter, mahasiswa mengerjakan proyek dengan fokus pada untold story Kota Salatiga yang bertujuan menampilkan sisi-sisi Salatiga yang selama ini jarang terlihat. “Sementara itu pada kategori FTV, mahasiswa diberikan kebebasan dalam menentukan topik dan karya tersebut dikelompokkan berdasarkan genre film seperti horor, romantis, komedi, dan lainya,” terangnya.
Tak hanya screening dan pameran karya rangkaian acara ini diakhir dengan sesi awarding night sebagai bentuk apresiasi atas kerja keras mahasiswa yang telah melahirkan berbagai karya luar biasa.
Kegiatan ini merupakan salah satu kontribusi nyata UKSW untuk mendukung program Diktisaintek Berdampak yang selaras dengan Asta Cita ke 4 yaitu memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM), sains, teknologi, dan pendidikan. Acara ini juga menegaskan kiprah UKSW dalam mendukung pencapaian SDGs, ke-4 yaitu pendidikan berkualitas.
Sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terakreditasi Unggul, UKSW telah berdiri sejak 1956 dengan 15 fakultas dan 64 program studi di jenjang D3 hingga S3, dengan 34 Prodi Unggul dan A. Terletak di Salatiga, UKSW dikenal dengan julukan Kampus Indonesia Mini, mencerminkan keragaman mahasiswanya yang berasal dari berbagai daerah. Selain itu, UKSW juga dikenal sebagai “Creative Minority” yang berperan sebagai agen perubahan dan inspirasi bagi masyarakat.
Salah Satu Hati UKSW!
