The Unforeseen Journey in Estonia
Fandy Lumentut adalah salah satu alumni Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) angkatan 2015 yang telah menempuh perjalanan menginspirasi. Setelah lulus pada tahun 2019, Fandy kini bekerja di Bolt, Estonia, di mana ia mengembangkan karir di industri teknologi informasi. Dengan pengalaman lebih dari empat tahun di bidang rekrutmen, Fandy telah menjelajahi berbagai peluang di pasar internasional.
Awalnya, Fandy berasal dari Sulawesi Utara, daerah yang dikenal dengan keindahan alam dan budaya yang kaya. Ketika memutuskan untuk melanjutkan pendidikan, UKSW menjadi salah satu pilihan utama. “Di Manado dan sekitarnya, UKSW sudah cukup dikenal dan ada beberapa kenalan yang berkuliah di sana. Itu menjadi salah satu pilihan yang menarik bagi saya ketika memutuskan untuk melanjutkan studi,” ujarnya
Fandy merasakan atmosfer kampus yang unik, di mana ia berjumpa dengan banyak teman dari berbagai daerah di Indonesia. “Kelas saya benar-benar seperti mini Indonesia. Ada teman dari Manado, Jakarta, Kalimantan, hingga Papua. Keberagaman ini mengajarkan saya banyak hal tentang toleransi dan cara berkomunikasi dengan orang-orang dari latar belakang yang berbeda,” tambahnya.
Selama di UKSW, Fandy aktif terlibat dalam berbagai kegiatan. Salah satu pengalaman berharga adalah magang di Pusat Psikologi UKSW. “Magang di sana sangat membantu saya memahami dunia profesional. Saya belajar banyak tentang cara bersikap profesional dan berinteraksi dengan klien,” kenangnya. Ia juga menjadi bagian dari komunitas debat bernama Kombat. “Kompetisi debat tidak hanya tentang menang atau kalah, tetapi juga tentang membangun jaringan dan percaya diri,” ujarnya. Fandy bahkan pernah meraih gelar Best Speaker dalam kompetisi yang diadakan di Universitas Airlangga.
Setelah menyelesaikan pendidikan, Fandy memulai kariernya di Jakarta sebagai recruiter di sebuah perusahaan teknologi. “Awalnya, saya fokus merekrut untuk pasar Indonesia. Namun, seiring waktu, saya mendapatkan kesempatan untuk menangani rekrutmen di pasar Asia Pasifik, seperti Jepang, Singapura, dan Thailand,” ujarnya. Pengalaman ini memberinya pemahaman yang lebih mendalam tentang dinamika pasar internasional yang terus berkembang.
Kesempatan untuk bekerja di Estonia datang melalui jaringan yang Fandy bangun di LinkedIn. Platform ini menjadi jalur komunikasi efektif bagi perusahaan untuk terhubung dengan profesional dari berbagai bidang. “Saya tidak pernah membayangkan bisa bekerja di Eropa. Bekerja di Estonia adalah sesuatu yang sama sekali di luar dugaan,” ujarnya. “Saya selalu tertarik untuk bekerja di luar negeri, tetapi yang paling masuk akal adalah negara tetangga, seperti Singapura atau Thailand. Namun, ketika tawaran ini datang, saya langsung melakukan riset dan tertarik dengan budaya digital yang sangat maju di negara tersebut.”
Estonia dikenal sebagai salah satu negara dengan sistem digital terbaik di dunia dan sering dijuluki sebagai Silicon Valley-nya Eropa. Negara ini juga menjadi rumah bagi sejumlah startup unicorn di Eropa, seperti Skype, Wise, Pipedrive, dan Bolt, yang kini menjadi tempat kerja Fandy. Estonia telah membuktikan diri sebagai pusat inovasi dengan ekosistem startup yang mendukung pertumbuhan teknologi.
Saat akhirnya pindah ke Estonia, penyesuaian dengan cuaca yang berbeda menjadi tantangan tersendiri, terutama dengan pergantian musim yang ekstrem di bagian utara Eropa, di mana musim dingin bisa sangat berat. “Awalnya, itu cukup sulit, tetapi seiring waktu, saya mulai menikmati perubahan musim ini,” ujarnya. Meskipun proses adaptasi penuh tantangan, Fandy merasa cukup puas dengan keputusan untuk pindah dan memulai hidup baru di Eropa.
Lingkungan kerja di Bolt yang sangat terbuka dan multikultural membuat Fandy merasa lebih mudah beradaptasi. “Di sini, saya bekerja dengan orang-orang dari berbagai negara, termasuk Indonesia. Lingkungan kerja yang beragam membuat saya lebih terbuka dan melatih saya untuk berkolaborasi dengan cara kerja dan budaya yang berbeda,” ungkapnya. Fandy juga merasakan perbedaan dalam cara kerja di Estonia. “Di sini, mereka sangat menghargai keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, atau yang sering disebut ‘work-life balance’. Ini memberi saya kesempatan untuk menjaga keseimbangan antara karier dan kehidupan pribadi saya.”
“If you had asked me when I was working on my thesis at the 3rd Floor UKSW Library 5 years ago, I would have never imagined I’d be working in Europe. It seemed like such a distant dream that I didn’t even dare to dream about. But eventually, things will work out—don’t stress about trying to take control, let the process bring you places—perhaps even somewhere you could never imagine.”