Dari Salah Jurusan, Menjadi Jalan Kesuksesan
Berani keluar dari zona nyaman adalah istilah yang cocok disematkan kepada Felisia, alumni Teknik Informatika FTI angkatan 2004 yang kini berkarya sebagai Data System Officer di NTSDE, Australia Utara. Dunia teknologi sedang berkembang pada masa itu, sehingga ia didorong oleh keluarganya untuk mengambil jurusan yang sedang naik daun tersebut. “Ketika dosen menjelaskan tentang komputer, saya benar-benar tidak bisa membayangkan yang dijelaskan itu seperti apa”. Felisia merasa hampir putus asa dan berpikir bahwa ia sudah salah mengambil jurusan kuliah. Namun, ia merasa bersyukur karena dosennya saat itu sangat sabar dan sungguh-sungguh mengajar sehingga bagi Felisia yang hampir putus asa bisa menyelesaikan kuliah dengan baik bahkan membawa kepada jalan kariernya saat ini.
Mimpi yang terlalu besar
Felisia yang berasal dari Kota Salatiga sempat tidak berani merantau terhalang restu orang tua. Berhasil meyakinkan kedua orang tuanya, Felisia merantau ke Jakarta dan bekerja sebagai IT Programmer di Femina Grup divisi distributor. Setelah 6 bulan lalu beralih ke sebuah Perusahaan finance Sasana Artha Finance (SAF) Jakarta (diakuisisi menjadi Mitra Pinasthika Mustika (MPM) Finance) sebagai IT Programmer hingga tahun 2015. Tahun 2012, ia memutuskan mengambil studi S2 Jurusan Teknologi Informasi di Universitas Indonesia. Ia bekerja untuk membiayai studinya sendiri. Setelah lulus studi S2, Felisia menikah dengan warga negara Australia dan memutuskan untuk tinggal disana. Bagi ibunya, Felisia adalah seorang anak yang punya mimpi besar. Kini ia membuktikan bahwa anak yang punya mimpi terlalu besar itu bisa mewujudkannya satu persatu. Perantauannya di Jakarta layaknya mempersiapkan Felisia untuk tantangan yang lebih besar lagi, yaitu merantau ke Australia.
Bercita-cita menjadi Pegawai Negeri Sipil
Dengan kemampuan Bahasa Inggris yang minim, Felisia beradaptasi dengan cukup berat di Australia. Ia pernah bekerja sebagai kasir di coffee shop, hingga bekerja di daycare. Cita-citanya saat remaja yaitu menjadi pegawai negeri sipil, tetapi ia tidak menemui kesuksesan melamar menjadi PNS di Indonesia. Di Australia, salah satu jalan baginya untuk menjadi pegawai negeri sipil adalah menjadi guru sehingga ia mengambil Master of Teaching di Charles Darwin University tahun 2021 dengan subsidi dari pemerintah Australia. Ia kuliah sambil bekerja untuk kebutuhan hidup yang tidak murah salah satunya menjadi kasual resepsionis di NT School of Distance Education. Dengan pengetahuannya sebagai guru dan kemampuan IT yang ia miliki, ia dipercaya sebagai Executive Asisstant kepala sekolah hingga dipercaya untuk menjadi pegawai negeri kontrak sebagai finance officer tahun 2022. Enam bulan setelahnya, ia dipercaya menjadi data Systems officer karena etos kerja dan kemampuannya di bidang IT. Hingga tahun 2024, Felisia resmi menjadi pegawai tetap pemerintah Australia Utara dengan unit kerja Department of Education – NT School of Distance Education dengan statusnya yang masih warga negara Indonesia. Tidak mudah menjadi PNS di negara lain, tapi ini semua terwujud berkat usaha, kerja keras, dan doa dari keluarga.
Semua sudah dipersiapkan Tuhan
Jalan yang ia lalui membawanya sampai ke titik ini, termasuk IT yang awalnya sempat ia ragukan. Ia percaya semua sudah Tuhan sediakan. “Cobalah keluar dari zona nyaman, setelah saya merantau ke luar negeri, disitulah saya menemukan bahwa dunia itu sangatlah luas, terbuka, dan banyak kesempatan diluar sana. Tinggal kamu-nya mau berusaha dan bekerja keras atau tidak”. Jika kembali ke masa kuliah, ia ingin lebih belajar bahasa inggris, bersosialisasi, mengejar networking dan tetap meluangkan waktu untuk keluarga dan teman. Baginya UKSW mengajarkan untuk melibatkan Tuhan dalam setiap keputusan, mengasihi sesama dan saling membantu. Ia berharap di Dies ke 68th UKSW semakin maju, sukses, menjadi ikon Indonesia mini dan tetap menjaga toleransi serta menghasilkan mahasiswa yang berdedikasi dan bisa bermanfaat bagi masyarakat atau negara dimanapun mereka berada.