Dari Metode Konvensional ke Media Digital: FTI UKSW Dampingi Guru Boyolali Tingkatkan Literasi

Literasi dasar merupakan keterampilan penting yang harus dimiliki generasi muda dalam menghadapi tantangan abad ke-21. Namun, sekarang ini masih banyak siswa yang belum terbiasa menghabiskan waktunya untuk membaca. Salah satu penyebabnya adalah penggunaan media pembelajaran yang masih terbatas pada buku teks, sehingga membuat siswa cepat bosan dan kurang termotivasi.

Menjawab permasalahan tersebut, Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dari Fakultas Teknologi Informasi (FTI) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) menyelenggarakan pelatihan bertajuk “Peningkatan Kapasitas Guru dalam Membuat Media Digital untuk Mendukung Literasi Siswa”. Program ini merupakan Program Pengabdian kepada Masyarakat yang didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi melalui skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat pada ruang lingkup Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat Tahun Anggaran 2025.

Pelatihan yang berlangsung sejak Juni dan dilanjutkan dengan pendampingan hingga Desember ini melibatkan Komunitas Belajar Dwijatama yang beranggotakan guru-guru dari SDN 1 Manggung dan SDN 1 Donohudan, Boyolali. Guru peserta kegiatan ini dibekali keterampilan mengembangkan media pembelajaran kreatif, seperti komik digital dan video animasi.

Gabungkan teori dan praktik

“Keterampilan literasi tetap menjadi hal penting untuk dimiliki generasi saat ini. Bagaimana mungkin siswa tertarik jika pembelajaran masih dilakukan secara konvensional? Pelatihan dan pendampingan ini bertujuan menyiapkan guru agar mampu mengembangkan media literasi yang inovatif dan menarik,” ujar Hanita Yulia, M.Pd., ketua Tim PkM FTI UKSW melalui rilis yang dikirimkan, baru-baru ini.

Lebih lanjut disampaikan Hanita Yulia, M.Pd., rangkaian kegiatan ini menggabungkan teori dan praktik, mulai dari literasi dasar, pengenalan media berbasis teknologi, pembuatan storyboard, hingga produksi komik digital dan animasi. Materi disampaikan oleh Hanita Yulia, M.Pd., Adriyanto J. Gundo, S.Si., M.Pd., Charitas Fibriani, S.Kom., M.Eng., serta didukung oleh Ketua Program Studi (Kaprodi) Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer (PTIK) FTI UKSW, Krismiyati, S.Pd., M.A., Ph.D.

Sebagai tindak lanjut, karya guru berupa komik digital dan animasi literasi akan dihimpun dalam sebuah website khusus sehingga dapat diakses secara luas. Upaya ini diharapkan tidak hanya memperkuat kapasitas guru dalam memanfaatkan teknologi pembelajaran, tetapi juga mendukung lahirnya generasi siswa yang melek digital, kreatif, dan adaptif terhadap perkembangan zaman.

“Kegiatan ini akan mendukung guru sekaligus siswa dalam rangka meningkatkan literasi mereka,” tegas Krismiyati, S.Pd., M.A., Ph.D.

Bermanfaat dan relevan dengan kebutuhan

Para guru pun merasakan langsung manfaat program, salah satunya adalah Novi’a Ningsih, S.Pd. “Biasanya saya hanya menggunakan gambar manual atau Canva. Dengan Pixton, saya bisa membuat komik digital yang lebih menarik untuk siswa. Ini pengalaman baru yang sangat berguna,” kata guru SDN 1 Manggung ini.

Hal senada disampaikan Arti Dewi Novianti, S.Pd., guru SDN 1 Donohudan yang menilai workshop bermanfaat karena ia bisa langsung mempraktikkan pembuatan tokoh dan alur cerita untuk pembelajaran.

Program ini juga mendapat apresiasi dari pengawas sekolah. Joko Susilo, S.Pd., menilai kegiatan ini sangat relevan dengan kebutuhan guru. “Guru tidak hanya mendapat teori, tetapi juga praktik langsung. Program ini benar-benar membantu, dan kami berharap keberhasilannya bisa ditularkan ke sekolah lain di Boyolali,” ujarnya.

Melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini, UKSW meneguhkan dukungannya terhadap Asta Cita 4 pengembangan sumber daya manusia dan kesetaraan gender, serta mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGS) ke-4 pendidikan berkualitas.

Sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terakreditasi Unggul, UKSW telah berdiri sejak 1956 dengan 15 fakultas dan 64 program studi di jenjang D3 hingga S3, dengan 34 Prodi Unggul dan A. Terletak di Salatiga, UKSW dikenal dengan julukan Kampus Indonesia Mini, mencerminkan keragaman mahasiswanya yang berasal dari berbagai daerah. Selain itu, UKSW juga dikenal sebagai “Creative Minority” yang berperan sebagai agen perubahan dan inspirasi bagi masyarakat. Salam Satu Hati UKSW!

BACA JUGA:

Bagikan di jejaring sosial: