Dari UKSW ke Dunia Internasional, Menghadapi Perubahan dan Tantangan Global
Handiono Zunnaedi memulai perjalanan pendidikannya di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) dengan memilih program studi Teknik Elektro. Pilihannya ini didasari oleh reputasi baik fakultas tersebut pada masa itu. Di awal kuliahnya, meski belum sepenuhnya yakin pada jurusan spesifik yang ingin ia tekuni, ketertarikannya pada ilmu teknik semakin tumbuh seiring waktu. Minatnya pada teknologi dan pengembangan sistem akhirnya membuka jalan bagi karier yang gemilang.
Selama di UKSW, Handiono tidak hanya fokus pada prestasi akademis, tetapi juga aktif sebagai asisten praktikum dan asistensi kuliah. Pengalaman ini memberikan tantangan tersendiri karena ia seringkali harus mencari dan mempelajari topik di luar materi kuliah. Namun, hal tersebut justru mendorongnya untuk mengasah kemampuan berpikir kritis dan mandiri. “Pengalaman ini mengajari saya untuk berani mengeksplorasi hal baru,” ujarnya. UKSW menjadi tempat yang tidak hanya memberinya ilmu, tetapi juga membentuk karakter kuat dalam menghadapi tantangan.
Setelah menyelesaikan studinya, Handiono memulai karier profesional di Astra Group sebagai programmer dan sistem analis. Ia bekerja di PT Astra Microtronic Technology di Batam dan PT Federal International Finance di Jakarta. Pengalamannya di Astra, terutama dalam proyek pengembangan teknologi, memberikan fondasi kuat bagi kariernya di dunia IT dan keuangan. Tiga tahun bekerja di Astra menjadi awal dari perjalanan kariernya yang lebih luas.
Rasa haus akan ilmu dan pengembangan diri membawa Handiono melanjutkan pendidikan ke Eropa. Ia meraih gelar master di bidang administrasi bisnis dan informatika bisnis di Universitas Erasmus Rotterdam, Belanda. Setelah lulus, Handiono bergabung dengan Capco, sebuah perusahaan konsultasi internasional yang berbasis di Belgia dan berfokus pada sektor perbankan dan pasar modal. Karier internasionalnya pun mulai berkembang pesat.
Salah satu pencapaian terbesar Handiono adalah keterlibatannya dalam proyek pengimplementasian sistem kliring dan penyelesaian transaksi perdagangan efek tanpa warkat (scripless trading) di pasar modal Indonesia pada awal 2000-an. Sistem ini memungkinkan perdagangan efek dilakukan secara elektronik tanpa memerlukan sertifikat fisik, menjadikannya tonggak penting dalam modernisasi pasar modal Indonesia. Baginya, proyek ini membuktikan bagaimana teknologi dapat meningkatkan efisiensi dan keamanan dalam industri keuangan.
Selain di Indonesia, Handiono juga terlibat dalam berbagai proyek pasar modal global saat bekerja di Capco. Ia turut berkontribusi dalam pengembangan platform elektronik untuk kliring di bursa saham Filipina, memberikan jasa konsultasi untuk proses pasca-perdagangan di bursa saham Australia, dan membantu merancang cetak biru proses kliring di bursa efek Rusia. Pengalaman-pengalaman ini memperkaya pengetahuannya tentang dinamika pasar modal di berbagai belahan dunia.
Setelah beberapa tahun bekerja di Capco, Handiono bergabung dengan UBS AG, salah satu bank investasi terkemuka yang berbasis di Swiss. Selama lebih dari 15 tahun, ia berkontribusi di UBS, dengan kantor di Singapura. Saat ini, ia menjabat sebagai Change Manager (Director) di divisi bank privat untuk wilayah Asia Pasifik. Tugasnya mencakup mengelola perubahan operasional yang disebabkan oleh regulasi eksternal serta inisiatif internal untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi risiko operasional.
Sepanjang kariernya, Handiono selalu berpegang pada nilai-nilai yang ia dapatkan selama di UKSW, yaitu keberagaman, kesetaraan, dan integritas. Baginya, keberagaman di UKSW memberinya perspektif luas, sementara integritas menjadi prinsip utama dalam setiap tindakannya, terutama di industri keuangan yang sangat mengutamakan kepercayaan dan transparansi.