Go International! Program Studi (Prodi) Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi (FTI) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) gelar seminar internasional dalam acara penutup Information System Festival (ISFEST) 2025, belum lama ini, di Ruang Auditorium Ds. S. Djojodihardjo Gedung FTI, kampus UKSW Notohamidjojo.
Seminar ini merupakan puncak rangkaian kompetisi desain User Interface/User Experience (UI/UX) dan Business Plan yang telah dilaksanakan pada Senin dan Selasa (15&16/09/2025). Diikuti oleh 12 universitas bergengsi, ajang tahunan Prodi Sistem Informasi FTI UKSW kali ini mengambil tema FUTURE – United for the Future Economy with Entrepreneurship and Design without Border.
Inisiatif Strategis Menuju Taraf Internasional
Bertajuk Bridging the Gap: Generative AI as an Enabler of Future Business Potential, materi seminar dibawakan oleh pembicara internasional Profesor Dr. R. Logeswaran Dekan Fakultas Komputasi dan Teknologi Digital, HELP University, Malaysia. Dipandu langsung oleh Wakil Dekan FTI Hendry, S.Kom., M.Kom., Ph.D., seminar ini menegaskan komitmen FTI UKSW dalam memperluas jejaring dan kontribusi di tingkat global.
Mengawali acara, Dekan FTI Profesor Ir. Daniel H.F. Manongga, M.Sc., M.Sc., Ph.D., dalam sambutannya mendorong penuh inovasi dan kreativitas mahasiswa melalui ajang kompetisi.
“Acara ini tak hanya menjadi forum akademik berskala internasional, namun utamanya ialah platform untuk mendorong inovasi, kreativitas, serta semangat entrepreneurship,” ungkapnya.
Ketua Program Studi S1 Sistem Informasi FTI UKSW Hanna Prillysca, S.SI., M.Cs., menambahkan kegiatan ini bertujuan untuk mendukung program super prioritas, menjadikan UKSW sebagai universitas unggul dan berkualitas melalui kolaborasi internasional.
“Tentunya untuk motivasi agar lebih banyak acara selanjutnya dengan level internasional. Penandatanganan Implementation Agreement (IA) dengan HELP University menjadi kerja sama yang berdampak baik di bidang penelitian, pengabdian, dan kuliah umum,” ungkapnya secara terpisah.

Transformasi AI: Future Business Potential
Antusiasme peserta ISFEST 2025 tampak dari beragam pertanyaan yang dilontarkan kepada pembicara. Terciptanya ruang interaktif ini tak lepas dari tema menarik yang diusung, yakni pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) sebagai instrumen bisnis masa depan. Profesor Dr. R.
Logeswaran memaparkan bagaimana optimalisasi AI membawa dampak signifikan terhadap sektor bisnis.
“Hari ini AI generatif mampu menjadi instrumen penting bagi peluang dunia usaha. Hal ini dilandasi beberapa faktor, seperti efisiensi, skalabilitas, kemampuan analisa pasar, serta optimalisasi produk,” tuturnya.
Salah satu peserta yang turut aktif bertanya yakni Anugrah Musthofa Syahid Bestari, mahasiswa asal Universitas Gadjah Mada (UGM) yang menyoroti tantangan AI di masa mendatang.
“Selain potensi bisnis yang luar biasa, pada 2030 AI diprediksi akan menggantikan banyak sekali sektor pekerjaan, namun sekaligus menciptakan lapangan pekerjaan dengan high skill, maka ini adalah kesempatan berharga dapat bertanya langsung kepada Profesor Logeswaran, beliau tadi menjelaskan bagaimana sikap kita dan apa yang harus dipersiapkan,” tuturnya saat ditemui selepas acara.
Creative Minority: Adaptif dan Kompetitif
Terlepas itu, ketua panitia ISFEST 2025 Ratna Sari Sumekar, mengemukakan bahwa dalam dua rangkaian kategori perlombaan yang digelar, yakni desain User Interface/User Experience (UI/UX) dan Business Plan, bertujuan untuk mendorong kemampuan dan keterampilan mahasiswa dalam memanfaatkan AI sebagai instrumen bisnis digital.
“Jadi di dua kompetisi ini, kita berupaya menerapkan transformasi digital melalui kompetisi, yang mana peserta dituntut untuk membuat produk berbasis digital dan AI,” jelasnya.
Ia menambahkan, landasan AI sebagai tema utama juga selaras dengan semangat Prodi Sistem Informasi FTI UKSW untuk menciptakan peluang di tengah iklim dunia kerja yang kompetitif. Hal ini sekaligus menunjukan karakter creative minority yang adaptif serta kompetitif.
“Kompetisi ini selaras dengan semangat Prodi Sistem Informasi FTI UKSW untuk mendorong kemampuan serta keterampilan mahasiswa di bidang UI/UX dan Business Plan,” tambahnya.
Adapun juara pertama pada kategori Business Plan diraih oleh tim Tawakhal dari UGM dan juara pertama pada kategori UI/UX diraih oleh tim Manifesteam dari Universitas Brawijaya.
Melalui kegiatan ini, UKSW menunjukkan dukungan nyata terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDGs ke-4 pendidikan berkualitas, dan SDGs ke-17 kemitraan untuk mencapai tujuan. Selain itu, penyelenggaraan acara ini sekaligus mendukung Asta Cita Presiden, nomor 4 mengedepankan pengembangan sumber daya manusia.
Sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terakreditasi Unggul, UKSW telah berdiri sejak 1956 dengan 15 fakultas dan 64 program studi di jenjang D3 hingga S3, dengan 32 Prodi Unggul dan A. Terletak di Salatiga, UKSW dikenal dengan julukan Kampus Indonesia Mini, mencerminkan keragaman mahasiswanya yang berasal dari berbagai daerah. Selain itu, UKSW juga dikenal sebagai “Creative Minority” yang berperan sebagai agen perubahan dan inspirasi bagi masyarakat.
Salam Satu Hati UKSW! (Wiw_TimKomblik/foto:Wiw)