John Ruhulessin

“Komitmen dan Konsisten Merawat Cita Kemanusiaan Bersama”

Salah satu masalah terbesar abad ini adalah masalah kemanusiaan selain masalah ekologis. Proses dehumanisasi terjadi dimana-mana dalam skala yang kian luas dan mencemaskan. Harkat dan martabat manusia tergerus hingga ke titik nadir. Dalam konteks ini, dibutuhkan orang-orang yang memiliki komitmen kuat, konsistensi dan keberlanjutan merawat cita kemanusian sejati. Sebuah cita kemanusiaan yang dibangun berdasarkan penghargaan yang tinggi terhadap manusia dan kemanusiaan serta keberanian untuk mengambil resiko berjalan pada jalan itu.

Salah seorang sosok yang konsisten pada jalan itu adalah Pendeta Profesor Dr. John Ruhulessin, M.Si (selanjutnya ditulis JR), alumni Fakultas Teologi UKSW Salatiga yang saat ini bermukim di Maluku dan terus berkiprah merawat cita kemanusiaan bersama pada aras lokal, nasional dan global. 

JR setelah menyelesaikan Sarjana Muda Teologi pada STT GPM Ambon (1980), JR melanjutkan studi Sarjana (1984) di Fakultas Teologi UKSW. JR melanjutkan studi pascasarjana Magister Sosiologi Agama (1993) dan Doktor Sosiologi Agama (2003). JR lulusan pertama program Doktor Sosiologi Agama UKSW dan Guru Besar (Profesor) pertama dari alumni S3 Sosiologi Agama UKSW.

Selama dan seusai studi di UKSW, JR juga terlibat aktif dalam kerja-kerja kemanusiaan dan kegerejaan serta gerakan oikumene. Dalam konteks konflik sosial Maluku tahun 1999, JR menjadi Tim 6 Pusat Rujuk Sosial yang memberikan pemikiran dan langkah-langkah strategis bagi pemerintah dalam penyelesaian konflik Maluku. Pada masa itu JR juga dalam kapasitas sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Angkatan Muda GPM (2000-2005), JR terlibat di masyarakat akar rumput (grassroots) khususnya menggerakkan pemuda lintas agama untuk membangun rekonsiliasi dan perdamaian Maluku.

Selama dua periode (2005-2015) JR dipercayakan sebagai Ketua Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM) dan sebagai Ketua Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) Wilayah Maluku (2010-2019). JR ikut turut terlibat dalam pembentukan Lembaga Antar-Iman Maluku (LAIM), Keuskupan Ambonia, MUI, serta pembentukan Tim Implementing GPM yang kemudian menjadi Yayasan Sagu Salempeng GPM yang dibentuk oleh Sinode GPM. Melalui kepemimpinan JR sebagai Ketua Sinode GPM yang merupakan wujud international partnership dengan Australia yang masih berlangsung sampai sekarang di Maluku.

JR juga memiliki kiprah internasional yang mumpuni. Diantaranya, kegiatan pertukaran pemuda Indonesia – Kanada (1981), Visiting Scholar di Berkeley Amerika Serikat (1996), Program Peace-Making di California, Texas & Las Vegas (1999), penyelesaian konflik Maluku di Belanda (2002), sebagai Ketua PMI Maluku mengikuti kegiatan Polisi Masyarakat di Jepang (2006) dan Leadership Training ke Myanmar (2008).

JR secara konsisten mengkampanyekan perdamaian dan hidup bersama dalam perbedaan suku dan agama. Oleh Sebagian kalangan JR telah menjadi patron persahabatan bagi semua komunitas lintas agama terutama dalam relasi Islam-Kristen dan disebut “Bapak Pluralisme Maluku”. 

JR adalah seorang intelektual publik. JR tidak hanya nyaman di menara gading, tetapi turut terlibat dalam karya-karya kemanusiaan. JR bukan hanya seorang Pendeta tetapi Pendeta publik yang meluaskan mimbar gereja ke mimbar sosial yang peka dan tanggap pada jeritan bumi yang membutuhkan keterlibatan para ilmuan dan pelayan. JR juga seorang ‘family man’ yang mencintai dan dicintai keluarganya. 

Saat ini (2024) JR dipercayakan sebagai Direktur Pascasarjana Teologi Universitas Kristen Indonesia Maluku (UKIM) Ambon. JR merangkul kerjasama dengan berbagai pihak untuk menopang pemberian beasiswa sejumlah mahasiswa S2 dan S3, menjaring mahasiswa yang berasal dari komunitas lintas agama, bahkan melalui kepemimpinannya UKIM baru saja mengorbit Doktor pertama (2024).

Sebuah arena penyemaian nilai-nilai keagamaan dan kebangsaan, dimana JR akan terus konsisten untuk menebar dan merawat gagasan, kesadaran dan praksis humanis demi kehidupan bersama yang adil dan damai. JR menyiapkan dan membesarkan kader-kader yang memiliki wawasan pluralisme, nasionalis dan inklusif. John Ruhulessin tidak lelah untuk membangun dialog dan kerjasama lintas agama pada level, dengan segala resiko dan harga yang ditanggungnya.

JR sebagai alumni S1, S2 dan S3 Fakultas Teologi UKSW Salatiga akan terus menghidupi spirit ‘Indonesia Mini’ dan ‘Creative Minority’ dalam kiprahnya di perguruan tinggi, gereja dan masyarakat. John Ruhulessin sangat berterima kasih telah menjadi bagian dari UKSW dan juga menjadi bagian dari Buku Alumni ini. Maju terus almamater tercinta, UKSW.

Bagikan di jejaring sosial: