Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura dr. Farid Yusuf, resmi menyandang gelar Doktor Studi Pembangunan setelah menyelesaikan Yudisium dan Promosi Program Studi DSP Fakultas Interdisiplin (FID) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Jumat (23/05/2025).
Bertempat di Ruang Probowinoto Gedung G, Yudisium dan Promosi DSP dipimpin langsung oleh Pelaksana Tugas (Plt) Dekan FID Priyo Hari Adi, Ph.D. Pada yudisium ini dr. Farid Yusuf berhasil meraih predikat akademik memuaskan dan tercatat sebagai lulusan doktor ke-85 Prodi DSP.
Melalui disertasi berjudul “Pelayanan Kesehatan Anak Balita dalam Konteks Sosio-Kultural di Kabupaten Jayapura Papua”, dr. Farid Yusuf mengangkat isu yang sangat strategis dan relevan untuk menangani angka kematian anak balita yang berada pada kategori tinggi, meskipun secara nasional telah diterapkan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS/IMCI).
Menghasilkan Kebijakan Strategis
Pria kelahiran Semarang ini menyoroti dinamika sosio kultural yang ada di Papua seperti kepercayaan tradisional, struktur sosial masyarakat, dan persepsi terhadap penyakit yang secara langsung mempengaruhi perilaku masyarakat dalam mencari layanan kesehatan serta kinerja penyedia layanan kesehatan itu sendiri.
“Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun MTBS telah diterapkan sebagai standar pelayanan, implementasinya masih terbatas dan sering kali tidak sesuai protokol, terutama di wilayah non perkotaan,” terang dr. Farid Yusuf dalam orasi ilmiahnya.
Disertasi ini tak hanya mengungkapkan hambatan pelayanan kesehatan di lapangan, melainkan juga menghasilkan sejumlah kebijakan strategis. Di antaranya adalah kebijakan dalam adaptasi budaya MTBS melalui pengembangan modul pelatihan yang sensitif terhadap budaya lokal dengan mengintegrasikan nilai-nilai dan cara komunikasi masyarakat. Kebijakan lainnya adalah melibatkan tokoh adat (ondoafi) dalam mendorong perilaku mencari pengobatan modern dan mematuhi protokol layanan serta kebijakan dalam alokasi sumber daya terarah juga menjadi kebijakan strategis terlaksananya program.
“Peningkatan pelayanan kesehatan anak balita di Jayapura tidak cukup hanya dengan standar klinis, namun membutuhkan integrasi realitas sosio kultural lokal. Pendekatan hibrida yang menghormati norma masyarakat sekaligus memperkuat layanan berbasis bukti dapat secara signifikan meningkatkan mutu layanan dan menurunkan kematian anak yang dapat dicegah,” ungkap alumni Fakultas Kedokteran Umum Universitas Hasanudin ini.

Dokter Kedua
dr. Farid Yusuf menyelesaikan disertasinya dibawah bimbingan Profesor Daniel D. Kameo., SE., MA., Ph.D., sebagai promotor, Ns. R. Rr. Maria Dyah Kurniasari, S.Kep., M.Si.Med., Ph.D., sebagai co-promotor, dan dosen penguji Dr. Ir. Sri Suwartiningsih, M.Si., Yulius Yusak Ranimpi, M.Si., Ph.D., Psikolog., dan Dr. Basri Aramico dari Universitas Muhammadiyah Aceh.
Capaian akademik dr. Farid Yusuf yang diraih dengan penuh semangat dan keuletan ini mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak, termasuk Profesor Daniel D. Kameo. “Selamat atas gelar yang diraih dan saya berharap disertasinya dapat diimplementasikan. dr. Farid Yusuf adalah dokter kedua yang mengambil program doktor di Prodi DPS UKSW. Prodi ini bersifat interdisipliner, memungkinkan semua latar belakang disiplin ilmu untuk bergabung dan berkontribusi,” katanya.
Momen istimewa ini juga turut dihadiri oleh Wakil Bupati Kabupaten Semarang Dra. Hj. Nur Arifah dan Ketua Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Kabupaten Semarang H. Fatkhur Rahman.
Dalam sapaan hangatnya, Dra. Hj. Nur Arifah menyampaikan rasa bangganya atas keberhasilan yang telah diraih oleh dr. Farid Yusuf. “Selamat dan sukses kepada dr. Farid Yusuf yang telah berhasil menyelesaikan studi dan meraih gelar doktor. Semoga risetnya dapat bermanfaat bagi pembangunan Indonesia serta dapat diimplementasikan dengan baik,” imbuhnya.
Menutup prosesi Yudisium dan Promosi DSP, Priyo Hari Adi berharap dr. Farid Yusuf sebagai doktor baru dapat mengabdikan keterampilan dan pengetahuan yang telah diperolehnya untuk pengembangan ilmu di masa depan dan berkontribusi pada kemajuan bangsa terutama masyarakat Kabupaten Jayapura. “Saya sangat terkesan dengan disertasi yang ditulis. Karya ini mendukung dua pilar kehidupan manusia yaitu pendidikan dan kesehatan. Saya yakin karya ini bisa memberikan dampak bagi masyarakat Jayapura,” pungkas Priyo Hari Adi yang juga merupakan Wakil Rektor Bidang Keuangan, Infrastruktur, dan Perencanaan (WR KIP) UKSW.
Pencapaian membanggakan ini mengukuhkan peran UKSW dalam mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) ke-3 kehidupan sehat dan sejahtera, ke-4 pendidikan berkualitas, dan ke-16 perdamaian, keadilan, dan kelembagaan yang tangguh. Sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terakreditasi Unggul, UKSW telah berdiri sejak 1956 dengan 15 fakultas dan 64 program studi di jenjang D3 hingga S3, dengan 31 Prodi Unggul dan A. Terletak di Salatiga, UKSW dikenal dengan julukan Kampus Indonesia Mini, mencerminkan keragaman mahasiswanya yang berasal dari berbagai daerah. Selain itu, UKSW juga dikenal sebagai “Creative Minority” yang berperan sebagai agen perubahan dan inspirasi bagi masyarakat. Salam Satu Hati UKSW! (Wiw_TimKomblik/foto:Wiw)
