Menyalakan Harapan bagi Anak-Anak Pedalaman bersama Lembaga NGO
Kevin Yosua atau akrab dipanggil Kevin, berkecimpung bersama NGO (Non-Government Organization) sejak ia lulus dari UKSW. Alumni Fakultas Psikologi Angkatan 2010 ini saat ini menjabat sebagai National Project Manager National Inclusion di Wahana Visi Indonesia (WVI). Wahana Visi Indonesia merupakan salah satu NGO Yayasan Kristen yang banyak berfokus pada Pendidikan dan Kesehatan anak-anak pedalaman. Ia sudah bergabung dengan WVI sejak tahun 2015. Selama kuliah, Kevin aktif dalam Lembaga Kemahasiswaan Fakultas dan pernah menjabat sebagai Ketua Senat Mahasiswa Fakultas (SMF) periode 2012-2013. Tak hanya itu, ia bersama beberapa temannya juga aktif dalam kegiatan pengembangan masyarakat melalui kelompok Sahabat Jiwa.
Berkarya di daerah pedalaman hingga daerah konflik
Setelah lulus kuliah, Kevin langsung mendapat tawaran untuk bergabung bersama WVI sebagai Monitoring Evaluation and Learning Coordinator untuk pendampingan pembelajaran bersama staf dan masyarakat, riset program, dokumentasi data dan evaluasi keberhasilan program. Dalam pekerjaan tersebut, ia sudah mengetahui bahwa akan ditempatkan di pedalaman-pedalaman Indonesia. Pengalaman pertamanya ia ditugaskan di daerah Timur Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur. Tetapi tak butuh waktu lama untuknya beradaptasi. Ia mengaku UKSW sudah sangat berdampak dan membekali dirinya untuk memahami arti keberagaman serta beradaptasi dengan budaya baru. “Di UKSW kan kita sudah biasa dengan keberagaman, kita punya banyak teman dari berbagai suku, jadi saya tidak terlalu kaget”. Ia yang sudah terbiasa dengan perbedaan budaya pun tak menjadi masalah ketika ditempatkan di daerah-daerah yang baru.
Di project pertamanya ini ia diperhadapkan dengan masalah gizi dan pendidikan di daerah tersebut. Ia mengaku bahwa banyak daerah di Indonesia yang kekurangan gizi itu bukan hanya karena kesulitan perekonomian tetapi juga karena faktor budaya di beberapa daerah, misalnya budaya anak mendapatkan bagian terakhir dari jamuan makan sehingga hal ini membuat anak kurang gizi. Hal inilah yang dikerjakan Kevin bersama tim nya untuk membantu menggerakan perekonomian, penyadaran gizi dan pendidikan di daerah-daerah. Salah satu pengalaman mengesankannya selama menjadi Project Leader adalah ketika masuk dan terjebak di daerah-daerah konflik. Beberapa project ia sudah jalani bersama WVI. Disini ia juga mendampingi pemerintah daerah setempat, terutama di Desa atau kecamatan untuk perlindungan anak.
“Saya senang sekali di pekerjaan ini karena saya bisa bertemu dengan ‘manusia’ tidak hanya di belakang komputer bertemu dengan angka-angka misalnya, disini saya bisa saling bertukar semangat dan juga pembelajaran dengan banyak orang”. Kevin bersama tim berhasil melakukan banyak proyek yang memberdayakan masyarakat lokal dan memberikan akses pendidikan serta perbaikan gizi yang lebih baik bagi anak-anak. Kevin percaya bahwa setiap anak, tidak peduli seberapa terpencil tempat tinggalnya, berhak mendapatkan kesempatan untuk meraih masa depan yang lebih baik.
Semangat terus belajar
Setelah beberapa tahun, Kevin Yosua masih terus mengejar mimpi untuk melanjutkan studinya. Ia melamar beberapa beasiswa dan setelah melalui berbagai proses seleksi, ia dinyatakan lolos Awardee of Australia Award Scholarship 2019. dengan mengambil Master of Development Study. Ia berbagi pengalamannya selama studi lanjut, ia merasa bahwa UKSW memiliki kualitas yang tak kalah bagus dengan Universitas tempatnya belajar. Sepulang dari Australia, Kevin kembali ke WVI yang telah membentuk kariernya, membawa pengetahuan dan semangat baru. Dedikasinya yang tinggi dan pengalamannya yang luas membuatnya dipercaya untuk memimpin proyek-proyek nasional yang lebih besar. Pada akhirnya ia mendapatkan kepercayaan untuk menjadi National Project Manager untuk program Cocoa Life Project berupa community development terutama untuk memberdayakan petani kakao dan masyarakat sekitar.
Mimpi untuk Indonesia
Setelah melihat sendiri di lapangan mengenai kesenjangan perekonomian, pendidikan dan kesehatan di wilayah terpencil, Kevin tetap merasa masih ada harapan untuk anak-anak dari daerah terpencil mendapatkan akses pendidikan dan kesehatan lebih baik. Ia berharap suatu hari nanti, anak-anak yang ia dan tim layani bisa mengenyam Pendidikan setinggi mungkin atau mencicipi bangku kuliah di UKSW sama sepertinya. Dengan integritas, hati yang melayani, dan komitmen yang kuat, Kevin terus berjuang untuk memberikan dampak positif bagi kehidupan anak-anak yang membutuhkan, menjadikan pelayanannya sebagai wujud nyata dari nilai-nilai kekristenan. “Saya optimis bahwa Indonesia ini bisa maju melalui pemberdayaan masyarakat terutama dimulai dari anak-anak sebagai generasi penerus bangsa”.