KPI Goes to UKSW: Dorong Mahasiswa Jadi Agen Kritis yang Cakap Bermedia 

Di era digital di mana arus informasi bergerak sangat cepat melalui berbagai platform, Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) kembali menunjukkan komitmennya sebagai kampus yang aktif mendukung literasi media bagi generasi muda. Melalui Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi (FISKOM), UKSW menjadi tuan rumah dalam kegiatan “KPI Goes to Campus”, yang digelar oleh Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Provinsi Jawa Tengah, Kamis (27/11/2025) di ruang E126. Acara bertema “Cakap Bermedia, Kritis Bersuara” diikuti 60 mahasiswa FISKOM sebagai peserta. 

Kegiatan ini diawali dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan Memorandum of Agreement (MoA) oleh Dekan FISKOM Dr. Ir. Sri Suwartiningsih, M.Si., dengan Ketua KPID Provinsi Jawa Tengah Muhammad Aulia Assyahiddin, SS, MM, CH, CHA., sebagai simbol kerja sama dalam mengembangkan keterampilan literasi media generasi muda di era digital. 

Dalam sapaan hangatnya, Dr. Ir. Sri Suwartiningsih menyampaikan ungkapan syukurnya atas kesempatan yang diberikan kepada FISKOM UKSW sehingga bisa kembali menjadi salah satu kampus yang dikunjungi KPID. “Terima kasih KPID sudah datang kembali ke kampus UKSW. Saya bersyukur bisa berdampingan dengan mahasiswa untuk menerima pengetahuan tentang kebijakan regulasi dan cerita menarik dari KPID Provinsi Jawa Tengah,” tuturnya. 

Di samping itu, Muhammad Aulia Assyahiddin juga menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasihnya kepada Dr. Ir. Sri Suwartiningsih atas sambutan hangat yang diberikan selama kunjungan KPID. Lebih jauh disampaikannya, mahasiswa sebagai agen perubahan perlu dibekali keterampilan literasi media yang mumpuni yaitu kemampuan untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dan memproduksi konten media secara bertanggung jawab. 

“Kami datang ke kampus-kampus dan selalu mendapatkan sambutan yang luar biasa. Literasi media bukan hanya tentang cakap berpikir melainkan juga cerdas mengetahui kebenaran dari sebuah informasi. Kegiatan ini juga memfasilitasi mahasiswa dalam memahami cara kerja media, menganalisis pesan yang disampaikan, serta mengasah kemampuan menyuarakan pendapat secara bijak dan bertanggung jawab,” katanya. 

Cakap Bermedia

KPI Goes to Campus yang dikemas dalam format dialog publik dan diskusi kelompok ini menghadirkan tiga narasumber berpengalaman yang mengupas tuntas tentang literasi digital, tantangan penyiaran di era digital, dan pentingnya menjaga kualitas informasi. Mereka adalah Komisioner KPID Provinsi Jawa Tengah Kaneko Gati Wacono, S.Ak., yang mengupas topik “Cakap Bermedia dan Kontrol Siaran”, Komisioner Bidang Pengelolaan Kebijakan dan Struktur Penyiaran (PKSP) KPID Jawa Tengah Intan Nurlaili, S.Sos., membawakan materi tentang “Sudahkah Kita Memanfaatkan Media Secara Bijak”, dan Dosen Ilmu Komunikasi FISKOM Budhi Widi Astuti, S.I.Kom., M.A., CPS®, CDS., membawakan materi mengenai “Partisipasi Gen Z di Era Digital”. Sesi materi dipandu oleh Wakil Ketua KPID Jateng Drs. Nugroho Budi R., MM., sebagai moderator. 

Dalam pemaparannya, Kaneko Gati Wacono menekankan pentingnya peran generasi muda khususnya mahasiswa yang berada di garis depan era digital untuk menjadi agen yang kritis. “Misi kita bukan sekadar menerima informasi, melainkan meningkatkan kecerdasan bermedia agar mampu mengakses, memilih, dan memanfaatkan informasi secara bijak,” imbuhnya. 

KPI Goes to Campus FISKOM UKSW
KPI Goes to Campus FISKOM UKSW

Ia juga menegaskan di tengah banjirnya informasi saat ini, mahasiswa memiliki peran kritis untuk menyaring, menganalisis, dan memverifikasi data. Selain itu, untuk menghadapi tantangan dominasi clickbait dan drama, mahasiswa berperan penting untuk memilih kualitas konten di atas sensasi. “Mahasiswa juga berperan untuk menumbuhkan sikap kritis terhadap isu siaran dan framing dalam mengatasi tantangan bias informasi dan kepentingan media,” paparnya. 

Dalam bahasannya, Intan Nurlaili menitikberatkan pentingnya literasi media di tengah era digitalisasi. “Di era arus informasi yang deras ini, literasi bukan lagi tentang kemampuan membaca, melainkan sebagai survival skill yang harus dimiliki semua orang,” jelasnya. 

Intan Nurlaili juga menerangkan literasi media bertujuan untuk meningkatkan kesadaran kritis, mengurangi dampak negatif dari informasi palsu, mengembangkan wawasan, mendukung partisipasi publik, hingga mengidentifikasi penipuan digital. 

Sementara itu, Budhi Widi Astuti memberikan gambaran penting bagi generasi Z untuk mengambil peran ganda, tak hanya sebagai konsumen informasi, melainkan juga sebagai produsen. “Di tengah situasi saat ini, kita bisa berperan menjadi content creator yang menghasilkan konten edukatif serta menjadi key opinion leader di tengah masyarakat,” terangnya. 

Lebih dalam disampaikannya, untuk menghasilkan konten yang berkualitas mahasiswa harus memiliki values seperti kompetitif dan adaptif, membuat konten yang relevan dan berbasis data, membangun kolaborasi, serta menjaga kekuatan identitas lokal sambil beradaptasi dengan teknologi global.

Bersikap Kritis 

Kedatangan KPID Provinsi Jawa Tengah di UKSW rupanya memberikan pengalaman baru dan menambah wawasan tentang dunia penyiaran bagi para peserta. Nova Rini Puji Astuti mahasiswa Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi mengaku acara ini memberinya pengetahuan baru tentang dunia media. “Saya menjadi lebih memahami regulasi KPID dan sebagai generasi muda harus memiliki sikap kritis,” bebernya. 

Di sisi lain, Sahril Yeremia Sagala yang juga merupakan mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi menyampaikan bahwa melalui kegiatan ini dirinya lebih memahami cara kerja KPID mengatasi tantangan informasi dan penyiaran di era saat ini. “Materi yang disampaikan mendorong saya untuk bersikap kritis dan memiliki values,” katanya. 

Acara ini merupakan kontribusi nyata UKSW dalam mendukung program Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Diktisaintek) Berdampak yang selaras dengan Asta Cita 4 yaitu memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM), sains, teknologi, dan pendidikan. Selain itu juga menegaskan kiprah UKSW dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), ke-4 pendidikan berkualitas dan ke-17 kemitraan untuk mencapai tujuan. 

Sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terakreditasi Unggul, UKSW telah berdiri sejak 1956 dengan 15 fakultas dan 65 program studi di jenjang D3 hingga S3, dengan 34 Prodi Unggul dan A. Terletak di Salatiga, UKSW dikenal dengan julukan Kampus Indonesia Mini, mencerminkan keragaman mahasiswanya yang berasal dari berbagai daerah. Selain itu, UKSW juga dikenal sebagai “Creative Minority” yang berperan sebagai agen perubahan dan inspirasi bagi masyarakat.

Salah Satu Hati UKSW! (Wiw_TimKomblik/foto:Wiw)

Bagikan:
Facebook
Share
WhatsApp