Menjaga Keamanan Pangan dan Farmasi di Papua Barat
Marthina Meylani Seilatuw, lulusan Teknologi Pangan, kini menjalani karier sebagai Pengawas Farmasi dan Makanan di Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Manokwari. Sejak memulai di BPOM pada tahun 2019, Meylani sudah menggeluti berbagai peran yang menuntut ketelitian dan tanggung jawab tinggi, terutama dalam menjaga keamanan produk pangan dan obat yang beredar di wilayah Papua Barat.
Perjalanan kariernya diawali sebagai staf di bagian informasi dan komunikasi di Loka POM Kabupaten Sorong. Di sana, Meylani bertugas menyebarkan informasi penting tentang keamanan obat dan makanan, melakukan sosialisasi serta penyuluhan untuk memastikan produk obat dan makanan aman bagi masyarakat. Ketekunannya membawanya sebagai Ketua Tim Laboratorium Kimia Pangan Olahan dan Air di Balai POM Manokwari, di mana ia terlibat langsung dalam pengujian kualitas produk pangan dan air yang beredar di pasaran. Meylani menunjukkan bahwa pekerjaannya lebih dari sekadar memenuhi tugas, tetapi juga untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat.
Salah satu pengalaman berkesannya adalah perannya dalam mengikuti pelatihan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) dan memfasilitasi informasi terkait CPPOB bagi pelaku UMKM Pangan di daerahnya. Melalui pelatihan ini, ia membantu para pengusaha kecil memahami dan menerapkan standar produksi pangan yang baik agar lebih aman bagi konsumen. Meylani juga terlibat sebagai penyuluh keamanan pangan, mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga standar keamanan dalam setiap proses produksi pangan. Usahanya ini merupakan bentuk nyata peran BPOM bagi masyarakat melalui sumber daya manusia yang kompeten di bidangnya, terutama dalam meningkatkan kualitas dan keamanan pangan lokal.
Di beberapa kesempatan, Meylani dipercaya memimpin tim Food Security dalam acara-acara besar. Misalnya, saat kunjungan kerja Wakil Presiden RI ke Kaimana, ia dan timnya bertugas memastikan kualitas pangan yang disajikan sudah sesuai standar mutu dan keamanan. Meski terkesan sederhana, peran ini menuntut tanggung jawab besar karena melibatkan pejabat penting dan melindungi kesehatan para tamu VVIP.
Meylani aktif dalam reformasi birokrasi BPOM sebagai Tim Reformasi Birokrasi dan Agen Perubahan (Agent of Change), mendorong efisiensi, transparansi, serta sertifikasi ISO 17025 untuk mutu laboratorium. Selain itu, ia tergabung dalam Satuan Karya Pramuka Pengawasan Obat dan Makanan (SAKA POM) Manokwari dan menjadi pengurus Persekutuan Kristen Oikumene BPOM. Aktivitas ini mempererat hubungan kerja, meningkatkan kontribusi sosial, dan mendukung pembelajaran serta interaksi masyarakat.
Di samping menjalankan tugas profesionalnya, Meylani juga sering diundang menjadi narasumber, salah satunya dalam acara Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan di Universitas Kristen Satya Wacana. Di sana, ia berbagi tentang pengalamannya di BPOM dan memberi inspirasi bagi mahasiswa yang ingin berkarier di bidang yang sama. Baginya, kesempatan ini adalah cara untuk menunjukkan bahwa pekerjaan di bidang pengawasan obat dan makanan sangat bermanfaat dan memiliki dampak langsung pada kesehatan masyarakat.
Melaksanakan tugas dan tanggung jawab pengawasan obat dan makanan di Papua Barat memang bukanlah hal yang mudah, namun tidak menutup semangat dalam melayani masyarakat. “Saya lahir, tumbuh, dibesarkan, hidup dan kembali bekerja di Tanah Papua, izinkan saya bekerja dan melayani dengan kejujuran, ketulusan, sukacita, dan semangat. Karena kerja keras saya hanya untuk pelayanan, Tuhan, dan keluarga”. Salah satu yang paling Meylani ingat dalam menjalankan tanggung jawabnya adalah kutipan dari Pdt. I.S. Kijne, 1947 “Barang siapa yang bekerja di Tanah ini dengan setia, jujur dan dengar-dengaran, maka ia akan berjalan dari tanda heran yang satu ke tanda heran yang lain”, kerinduan melayani ini didasari oleh sukacita dan semangat untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat, Papua Barat, dan Indonesia.
Let’s do our best works in this Land, only for the glory of God.