Luar biasa! Siswa SMA Kristen Satya Wacana terpilih menjadi komandan upacara dalam Upacara Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) di Jakarta, Minggu (17/08/2025).

Noak Adii atau akrab disapa Noah ini berhasil harumkan nama sekolah dan kota Salatiga di kancah nasional. Berbekal disiplin dan tekad kuat, Noah membuktikan keberanian dalam mengemban tanggung jawab besar untuk memimpin jalannya upacara di halaman kantor Kemendikdasmen.
Dalam upacara tersebut, Noah berdiri dengan percaya diri tak hanya di hadapan jajaran pimpinan Kemendikdasmen saja, namun juga di depan jajaran Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), serta Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek).
Kepala Sekolah SMA Kristen Satya Wacana Dina Widianti Anugraheni, S.Pd., M.Pd., mengungkapkan rasa bangga terhadap siswa kelas XII-5 asal Distrik Tigi Timur, Papua Tengah ini.
“Terpilihnya Noah sebagai komandan upacara dalam Upacara Hari Kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah di Jakarta adalah sebuah kehormatan yang sangat besar,” ungkapnya.
Beliau menekankan prestasi luar biasa ini merupakan simbol persatuan dan kesetaraan bangsa. Noah menjadi teladan bagi keluarga besar SMA Kristen Satya Wacana untuk terus berkarya dan menorehkan prestasi.
Tidak terpilih sebagai Paskibraka
Noak Adii menceritakan bagaimana dirinya bersaing dalam proses seleksi hingga terpilih menjadi komandan upacara. Awalnya ia mengaku tak menyangka ketika dinyatakan lulus seleksi kemudian diberangkatkan ke Jakarta pada Jumat malam (08/08/2025).
“Awalnya saya diinformasikan oleh guru untuk mendaftar. Saat itu juga saya langsung mengisi pendaftaran melalui Google Form. Dalam Google Form tersebut hanya diminta mengisi identitas diri saja, saya sama sekali tidak menyangka bisa lolos seleksi,” ungkapnya.
Semula Noah termasuk dalam calon Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra). Dari tiga puluh siswa yang turut bersaing ketat, lima belas diantaranya berhasil terpilih. Namun sayangnya ia tergeser dikarenakan faktor tinggi badan. Kendati demikian, pengalaman Noah sebagai Paskibraka Kota Salatiga tahun 2024 justru berhasil mengantarkannya terpilih menjadi komandan upacara.
“Saya tidak terpilih dalam kelompok itu karena tinggi badan saya kurang. Namun pelatih kemudian menunjuk saya menjadi komandan upacara. Keputusan itu didasarkan pada pengalaman saya sebelumnya, yaitu pernah menjadi Paskibraka Kota Salatiga tahun 2024 dan aktif sebagai pengibar bendera di sekolah,” tuturnya.
Membangun keyakinan dan kepercayaan diri
Capaian luar biasa ini tentu melalui proses yang sulit, berbagai tantangan dan kesulitan selama proses latihan menguji tekad dan daya juang Noah. Keyakinan yang terus ditanamkan selama proses latihan membangun pondasi mental yang kuat.
“Tantangan terbesar adalah menjaga konsentrasi dan mengendalikan rasa gugup di hadapan banyak orang. Cara saya mengatasinya adalah dengan berlatih secara maksimal, menjaga fisik tetap kuat, serta menanamkan keyakinan diri bahwa saya mampu menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya,” bebernya.
Prestasi dan kehormatan yang ia dapatkan sebagai komandan upacara semakin mendekatkan Noah pada impiannya, yakni menjadi bagian dari Institusi Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). Melalui prestasi ini pula ia kian mengasah kedisiplinan, tanggung jawab, kepercayaan diri, serta keberanian.
Melalui kegiatan ini, UKSW menunjukkan dukungan nyata terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDGs ke-4 pendidikan berkualitas. Selain itu, keterlibatan Noak Adii dalam penyelenggaraan Upacara Hari Kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia ini sekaligus mendukung Asta Cita Presiden, poin 4 mengedepankan pengembangan sumber daya manusia.
Sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terakreditasi Unggul, UKSW telah berdiri sejak 1956 dengan 15 fakultas dan 64 program studi di jenjang D3 hingga S3, dengan 32 Prodi Unggul dan A. Terletak di Salatiga, UKSW dikenal dengan julukan Kampus Indonesia Mini, mencerminkan keragaman mahasiswanya yang berasal dari berbagai daerah. Selain itu, UKSW juga dikenal sebagai “Creative Minority” yang berperan sebagai agen perubahan dan inspirasi bagi masyarakat.
Salam Satu Hati UKSW! (Ctr_TimKomblik/foto:istimewa)
BACA JUGA: