Asyik dan Menyenangkan! 20 Mahasiswa KEIO University Jepang, Belajar Bahasa dan Budaya Indonesia di Kampus Indonesia Mini

Sebanyak 20 mahasiswa dari KEIO University, Jepang kembali hadir di Kampus Indonesia Mini Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) untuk mengikuti Program Intensif Bahasa dan Budaya Indonesia (PIBBI) KEIO. Program yang digelar di bawah naungan Language Training Center (LTC) ini berlangsung selama dua pekan.

Program PIBBI KEIO yang menawarkan pembelajaran bahasa Indonesia ini tidak hanya berfokus pada pemahaman bahasa, melainkan juga memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia. Selama mengikuti program, para peserta juga berkesempatan untuk tinggal bersama keluarga angkat atau homestay yang memberikan pengalaman langsung tentang kehidupan orang Indonesia. 

Dengan penuh semangat dan antusias, para peserta PIBBI KEIO memperkenalkan budaya Jepang mulai dari pakaian dan tarian tradisional, makanan khas Jepang, cara menggunakan sumpit dengan benar hingga sejarah festival besar yang ada di Negeri Sakura tersebut. 

Rakugo, sebuah penampilan seni bercerita komedi khas Jepang ikut ditampilkan dalam culture sharing kali ini. Sebuah penampilan seni bercerita komedi khas Jepang. Dalam pertunjukan tersebut ada seseorang rakugoka yang duduk menceritakan sebuah kisah dengan suara, ekspresi, dan dilengkapi properti untuk menggambarkan tokoh atau peristiwa tertentu. Tawa hangat mahasiswa Prodi Destinasi Pariwisata dan peserta PIBBI KEIO saat menonton pertunjukan Rakugo menghadirkan suasana akrab dan penuh keceriaan. 

Memberikan Pengalaman

Saat diwawancarai belum lama ini, Kepala Sub Bagian LTC UKSW R.P.N., Dian Widi Sasanti, S.Pd., menuturkan bahwa LTC sesi culture sharing ini bertujuan untuk memberikan pengalaman dan menghadirkan hal baru bagi para peserta program. 

“Berbagai kegiatan belajar yang asyik dan menyenangkan telah dilakukan seperti kunjungan ke klenteng dan pasar, interaksi dengan mahasiswa UKSW, kegiatan budaya membatik, belajar menari, serta mengunjungi sejumlah tempat bersejarah di Indonesia,” katanya. 

Dian Widi Sasanti berharap kegiatan culture sharing dapat menambah wawasan mahasiswa Fakultas Interdisiplin sekaligus membuka jejaring dengan mahasiswa internasional. “Semoga kegiatan ini membuka global mindset mahasiswa UKSW sekaligus meningkatkan culture intelligence mereka dalam keberagaman dunia,” tuturnya. 

Mengasah Kemampuan Bahasa 

Memperkenalkan budaya Jepang kepada mahasiswa UKSW rupanya meninggalkan kesan tak terlupakan bagi peserta PIBBI KEIO. Salah satunya dialami oleh Ranto Sasaki yang turut menampilkan seni Rakugo dalam acara culture sharing kali ini. “Senang sekali, acara culture sharing ini memberikan pengalaman berharga bagi saya. Selain mempresentasikan budaya Jepang kepada mahasiswa UKSW, saya juga berkesempatan untuk menampilkan Rakugo, penampilan komedi khas Jepang,” bebernya. 

Mahasiswa asal Tokyo ini juga menceritakan bahwa PIBBI KEIO merupakan program yang bagus untuk belajar bahasa dan budaya Indonesia. “Setelah mengikuti berbagai kegiatan di Indonesia, saya bisa mengasah kemampuan bahasa Indonesia, menjalin persahabatan dengan mahasiswa UKSW, sekaligus memperkuat keterampilan komunikasi,” katanya. 

Sementara itu, Diva Tirza Christa Pesudo mahasiswa Prodi Destinasi Pariwisata mengungkapkan bahwa kegiatan ini memberikan pengalaman yang sangat berharga. “Melalui kegiatan ini, saya bisa belajar tentang banyak sekali budaya Jepang yang belum pernah diketahui mulai dari tradisi, bahasa, hingga kebiasaan sehari-hari masyarakat Jepang. Membuka wawasan tentang betapa kaya dan uniknya budaya Jepang, serta mengajarkan saya untuk lebih menghargai keberagaman budaya di dunia,” pungkasnya. 

Program ini menjadi salah satu bentuk kontribusi UKSW untuk mencapai program Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Diktisaintek) Berdampak yang selaras dengan Asta Cita 4 memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM), sains, teknologi, dan pendidikan. Selain itu, prestasi ini juga menegaskan kiprah UKSW dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) ke-4 pendidikan berkualitas, serta ke-17 kemitraan untuk mencapai tujuan. Sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terakreditasi Unggul, UKSW telah berdiri sejak 1956 dengan 15 fakultas dan 64 program studi di jenjang D3 hingga S3, dengan 32 Prodi Unggul dan A. Terletak di Salatiga, UKSW dikenal dengan julukan Kampus Indonesia Mini, mencerminkan keragaman mahasiswanya yang berasal dari berbagai daerah. Selain itu, UKSW juga dikenal sebagai “Creative Minority” yang berperan sebagai agen perubahan dan inspirasi bagi masyarakat.

Salam Satu Hati UKSW! (Wiw_TimKomblik/foto: Wiw)

BACA JUGA:

Bagikan di jejaring sosial: