Kulik Narasi Berdampak Bersama Ida Bagus Ngurah Parthayana dan Gerald Vincent di PURE 2025 FTI UKSW

Ratusan peserta tampak memadati ruangan Auditorium Ds. S. Djojodihardjo, Fakultas Teknologi Informasi (FTI) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) untuk mengikuti ajang bergengsi “PURE: Seminar dan Competition 2025”, baru-baru ini. Acara yang diikuti 450 peserta yang terdiri dari civitas academica UKSW, Universitas Airlangga (UNAIR), Universitas Gadjah Mada (UGM) serta siswa SMA dan SMK di Salatiga ini mengusung tema “Impactful Narrative: Peran Narasi dalam Menyampaikan Pesan”.

Dalam sapaan hangatnya, Plt Ketua Program Studi (Kaprodi) Hubungan Masyarakat sekaligus Wakil Dekan FTI, Hendry, S.Kom, M.Kom, Ph.D., mengungkapkan tema yang diangkat dalam PURE 2025 ini sangat relevan dengan dunia digital saat ini. “Selain itu, tema ini juga menegaskan bahwa fakultas senantiasa mendukung acara PURE karena berkaitan dengan dunia industri yang sangat erat dengan mahasiswa hubungan masyarakat,” katanya.

Ia juga menegaskan bahwa kegiatan seperti ini tidak hanya sebatas untuk mengembangkan hard skill, melainkan juga soft skill mahasiswa. “Fakultas percaya bahwa kemampuan bersaing dan bisa diterima oleh masyarakat sangat penting bagi mahasiswa,” bebernya.

Narasi yang Berdampak

Agenda tahunan yang diprakarsai oleh  Program Studi (Prodi) Hubungan Masyarakat FTI kali ini dikemas dalam dua rangkaian kegiatan, yaitu seminar dan kompetisi. Pada sesi seminar dan sharing session, hadir dua content creator inspiratif sebagai pembicara yang memberikan pengalaman sekaligus wawasan berharga dan membekali para peserta untuk menghasilkan narasi yang berdampak. Mereka adalah Ida Bagus Ngurah Parthayana, B.B.A., dan Gerald Vincent.

Mengawali paparannya, Ida Bagus Ngurah Parthayana yang juga CEO Belinsky’s Company ini membagikan kisah perjalanan studinya di Tomsk State University, Rusia sekaligus menceritakan awal karirnya sebagai seorang content creator. Pengalaman tersebut ia bagikan tidak hanya sebagai catatan perjalanan pribadi, tetapi juga sebagai inspirasi bagi peserta untuk berani memulai langkah baru serta mengembangkan potensi diri.

“Narasi memiliki kontribusi besar dalam membentuk personal branding. Dalam membuat sebuah konten, riset dan eksplorasi terhadap kebutuhan penonton menjadi kunci utama agar pesan yang disampaikan tepat sasaran dan berdampak,” ujarnya. 

Duta Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Rusia tahun 2024 ini juga menegaskan keterampilan yang paling penting bagi generasi muda untuk membangun narasi yang berdampak adalah dengan memahami konsep marketing funnel

“Jadilah orang yang mau belajar dan memiliki manajemen skill. Belajarlah dari konsep marketing funnel karena melalui pendekatan ini kita bisa memahami bagaimana membangun strategi komunikasi yang efektif dan berdampak,” tuturnya.

Menciptakan Kesempatan

Sementara itu, saat sharing session bersama Gerald Vincent para peserta diajak untuk menemukan tujuan hidup dan menciptakan kesempatan untuk diri sendiri melalui kemampuan yang dimiliki. Selama sesi, ia memberikan wawasan mengenai bagaimana membangun narasi yang berdampak dalam menyampaikan pesan kepada audiens secara efektif.

Gerald Vincent juga mengupas peran penting storytelling dalam proses kreatif, strategi penyusunan konten, serta kontribusinya terhadap penguatan pesan komunikasi publik. “Percayalah pada kemampuan yang teman-teman miliki. Jangan menunggu kesempatan datang melainkan ciptakanlah kesempatan tersebut untuk menghasilkan karya yang berdampak bagi sesama,” ujarnya.

Dalam membuat konten, lanjutnya, hal yang penting untuk diperhatikan adalah impact konten terhadap penonton. “Pertama tentukan tujuan kalian membuat konten, apakah hal tersebut memberikan value dan helping people. Bagi saya, konten yang bagus adalah memberikan dampak positif bagi orang lain,” terangnya.

Memahami Cara Memecahkan Masalah

Saat dijumpai setelah acara, Ketua Panitia PURE 2025 Nur Sarah Daniella Sihombing menjelaskan selain kegiatan seminar, diadakan juga kompetisi Strategic Management Communication (SMC) bagi mahasiswa seluruh Indonesia dan storytelling untuk siswa-siswi SMA dan SMK di Salatiga.

Adapun pemenang lomba PURE tahun ini yaitu pada kategori SMC, juara 1 diraih oleh tim Nalara dari UKSW, juara 2 diraih oleh tim Maba dari UGM sedangkan juara 3 disabet oleh tim Prisma dari UKSW. Kemudian kategori story telling, juara 1 direbut oleh tim  Bakekok SMA Kristen Satya wacana, juara 2 diraih oleh tim Chera Force SMK 1 Salatiga, dan juara 3 diraih oleh tim Paksan Sukanasgor SMK 1 Salatiga.

Nur Sarah Daniella Sihombing menerangkan kegiatan PURE ini bertujuan untuk mewadahi peserta dalam memahami cara memecahkan masalah dan berkolaborasi bersama praktisi yang berfokus pada pentingnya membangun narasi. Ia berharap kegiatan ini dapat meningkatkan pemahaman peserta terkait cara memulai karir di usia muda.

“Kegiatan ini juga diharapkan mengembangkan kemampuan public speaking melalui storytelling dan meningkatkan kemampuan memecahkan masalah secara efisien di dalam perusahaan melalui metode SMC,” bebernya.

Antusiasme para peserta kental terasa dalam kegiatan ini. Salah satunya Rochele Febeyona Elizabet mahasiswa Prodi Hubungan Masyarakat yang mengaku bangga bisa menjadi juara 1 SMC dan menjadi peserta dalam seminar.

“Kegiatan PURE sangat mewadahi mahasiswa dan siswa untuk mengembangkan ide, berpikir kritis, dan fokus. Sesi seminar dan sharing session juga membekali kami untuk membuat narasi yang tak hanya menarik namun juga berdampak,” ungkapnya.

Kegiatan PURE 2025 merupakan salah satu kontribusi nyata UKSW dalam mendukung program Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Diktisaintek) Berdampak yang selaras dengan Asta Cita 4 memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM), sains, teknologi, dan pendidikan. Acara ini juga menegaskan kiprah UKSW dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), ke-4 pendidikan berkualitas serta ke-17 kemitraan untuk mencapai tujuan. Sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terakreditasi Unggul, UKSW telah berdiri sejak 1956 dengan 15 fakultas dan 64 program studi di jenjang D3 hingga S3, dengan 32 Prodi Unggul dan A. Terletak di Salatiga, UKSW dikenal dengan julukan Kampus Indonesia Mini, mencerminkan keragaman mahasiswanya yang berasal dari berbagai daerah. Selain itu, UKSW juga dikenal sebagai “Creative Minority” yang berperan sebagai agen perubahan dan inspirasi bagi masyarakat. Salam Satu Hati UKSW! (Ctr_TimKomblik/foto:Ctr)

BACA JUGA:

Bagikan di jejaring sosial: