Upaya pelestarian keanekaragaman hayati terus diperkuat melalui program konservasi flora lokal yang diinisiasi oleh Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Fakultas Pertanian dan Bisnis (FPB) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) bersama Fakultas Ilmu dan Teknologi Lingkungan (FITL) Universitas Katolik Soegijapranata. Program yang bermitra dengan Desa Wisata Menari, Ngrawan, Kecamatan Getasan ini menghadirkan papan edukasi flora lengkap dengan sistem informasi digital berbasis QR-Code, sehingga informasi mengenai flora lokal dapat diakses secara cepat dan mudah.
Program yang didukung melalui Hibah Pengabdian kepada Masyarakat Tahun 2025 dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) Republik Indonesia ini dirancang untuk memberikan dampak positif sekaligus signifikan bagi masyarakat dan lingkungan.
Dr. Yoga Aji Handoko, S.Si., M.Si., dosen FPB UKSW sekaligus ketua pelaksana, menyampaikan bahwa program telah disosialisasikan sejak Juli 2025 dan mulai direalisasikan pada Agustus–September 2025.
Sarana pembelajaran
“Dengan adanya papan edukasi flora ini, masyarakat dan wisatawan yang berkunjung ke Desa Menari dapat dengan mudah mengakses informasi lengkap tentang flora, mulai dari nama ilmiah, ekologi, morfologi, klasifikasi, teknik budidaya, pemanfaatan, hingga status konservasinya,” jelas Dr. Yoga Aji Handoko.
Ditambahkan Dr. Widhi Handayani, S.Si., M.Si., Dosen FITL Unika Soegijapranata, papan edukasi ini juga menjadi sarana pembelajaran yang efektif bagi generasi muda serta mempermudah upaya monitoring pelestarian flora lokal.
Inovasi ini langsung mendapat perhatian dari berbagai pihak. Baru-baru ini, sebanyak 49 mahasiswa dan enam dosen dari Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Pendidikan dan Sains Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ) Cirebon mengunjungi Desa Menari untuk melakukan Kuliah Kerja Lapangan. Mereka mengeksplorasi keanekaragaman flora lokal yang tumbuh di lahan pertanian dan pekarangan dengan memanfaatkan sistem edukasi berbasis QR-Code.

Sangat inovatif
Staf Dosen UGJ, Tarmidzi, S.Si, M.Pd., yang mendampingi rombongan menilai langkah ini sangat inovatif.
“Program konservasi flora lokal berbasis QR-Code ini benar-benar bermanfaat. Saat ini pengetahuan masyarakat tentang flora lokal semakin menurun, sehingga diperlukan langkah strategis seperti ini untuk mengenalkan kembali asal-usul, sebaran, dan manfaat flora bagi masyarakat,” ungkapnya.
Sebagai tindak lanjut, Tim PkM bersama warga Desa Menari akan melaksanakan pendampingan agar papan edukasi flora dapat terjaga dengan baik. Selain itu, mulai Oktober hingga Desember 2025 mendatang, Desa Menari dijadwalkan menerima kunjungan dari Universitas Diponegoro Semarang serta siswa sekolah yang akan mengikuti wisata edukasi.
Program PkM ini diharapkan dapat memperkuat pengetahuan masyarakat, mendorong pelestarian lingkungan, sekaligus memperkaya daya tarik wisata edukatif Desa Menari.
Melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini, UKSW meneguhkan dukungannya terhadap Asta Cita 2 Penguatan Pertahanan dan Keamanan Nasionaldan 5 Hilirisasi dan Industrialisasi untuk Nilai Tambah Ekonomi, serta mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGS) ke-4 pendidikan berkualitas.
Sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terakreditasi Unggul, UKSW telah berdiri sejak 1956 dengan 15 fakultas dan 64 program studi di jenjang D3 hingga S3, dengan 34 Prodi Unggul dan A. Terletak di Salatiga, UKSW dikenal dengan julukan Kampus Indonesia Mini, mencerminkan keragaman mahasiswanya yang berasal dari berbagai daerah. Selain itu, UKSW juga dikenal sebagai “Creative Minority” yang berperan sebagai agen perubahan dan inspirasi bagi masyarakat. Salam Satu Hati UKSW! (Ant_TimKomblik/foto:istimewa)
BACA JUGA: