Gema harmoni keindahan menggaung di langit-langit gedung Balairung Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), paduan suara Voice of Satya Wacana Christian University (SWCU) undang decak kagum penonton dalam acara “Svara Ekata Pre-Competition Concert: 10th Satya Dharma Gita International Choir Festival & Busan Choral Festival & Competition 2025”, Sabtu (06/09/2025) malam.
Dinginnya malam kota Salatiga menjadi momentum bagi Voice of SWCU menyelimuti segenap jiwa dengan kehangatan, keindahan, serta tali kasih dalam harmoni irama tarik suara. Terbagi atas dua grup penampilan, yakni Female dan Mix & Folk, keduanya sukses mendapatkan sorak sorai dan tepuk tangan meriah.
Tak hanya sekadar konser, gelar acara ini menjadi momentum bagi Voice of SWCU guna menapaki ajang kompetisi internasional, yakni kompetisi “10th Satya Dharma Gita International Choir Festival” (SDGICF) yang akan diikuti dalam kategori Female, pada 9 – 13 September 2025 di Semarang dan “Busan Choral Festival & Competition 2025” (BCFC) dalam kategori Mix & Folk, pada 30 Oktober – 2 November 2025 di Busan, Korea Selatan.
Dalam acara ini hadir di antaranya, Direktur Direktorat Kemahasiswaan (DEM) Giner Maslebu, S.Si., S.Pd., M.Si., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Drs. Agastya Rama Listya, M.S.M., Ph.D., serta Pembina Voice of SWCU Juanita Theresia Adimurti, M.Pd.
Dalam sambutannya, Direktur DEM Giner Maslebu mewakili pimpinan universitas menyampaikan apresiasi luar biasa atas Pre-Competition Concert sebagai wadah bagi Voice of SWCU menampilkan talenta mahasiswa. Ia turut berbangga kepada creative minority yang membawa prestasi luar biasa bagi kampus di kancah internasional.
“Sebagai universitas swasta nomor tiga terbaik versi Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) berdasarkan perolehan medali dalam riset, seni, dan olahraga, Voice of SWCU konsisten memberikan prestasi bagi kampus dan bangsa,” ungkapnya.
Makna Svara Ekata
Ketua panitia Pre-Competition Concert Monegundis Valentino Julian Dava Salido, menjelaskan balutan tema Svara Ekata sarat dengan makna filosofis, berasal dari bahasa Sansekerta, Svara berarti suara dan Ekata berarti kesatuan.
“Tema ini memaknai harmoni dalam keberagaman tentang bagaimana suara-suara yang berasal dari latar belakang budaya, bahasa, dan warna musikal yang berbeda-beda, dapat berpadu menjadi satu kesatuan yang utuh,” tuturnya.
Ia menambahkan konser ini diadakan sebagai persiapan akhir menuju dua kompetisi internasional. Setelah empat bulan menjalani proses latihan yang ketat, ia berharap panggung Svara Ekata dapat mematangkan kepercayaan diri, kekompakan, serta memaksimalkan kemampuan diri.

Target & Tantangan
Adapun pelatih Voice of SWCU Eriyani Tenga Lunga, S.Mus., merasa optimis dengan dua ajang kompetisi mendatang, ia memastikan akan membawa pulang Gold Medal serta mengharumkan keluarga besar satya wacana di kancah internasional.
“Yang pasti target kami pastinya Gold Medal. Bagaimana pun caranya kita harus mendapatkan prestasi maksimal,” ungkapnya.
Di samping itu, ia mengungkapkan di tengah kesibukan kuliah para anggota Voice of SWCU, bisa berlatih dalam formasi lengkap menjadi sebuah tantangan. Namun karena komitmen untuk membawa nama harum UKSW ke jenjang internasional, segala tantangan dapat dilalui dengan semangat dan tekad kuat.
“Tentu yang paling sulit itu menyamakan waktu, karena di tengah kesibukan berkuliah kita harus berlatih,” bebernya.
Tutu Koda menjadi salah satu nyanyian yang sukses mengambil hati audiens. Nyanyian asal Nusa Tenggara Barat (NTB) ini mengandung pesan untuk semangat dan pantang menyerah dalam menghadapi kehidupan. Menariknya, lagu ini dikemas dengan koreografi yang khas dengan nuansa kearifan lokal. Selain Tutu Koda, sejumlah lagu yang tak kalah memukau di antaranya ialah Atsalums karya Jēkabs Jančevskis, Ang Tren (The Train) karya Saunder Choi, dan Die Himmel erzählen die Ehre Gottes karya Heinrich Schütz.
Salah satu penonton Hizkiel S. Sianturi, mahasiswa Program Studi (Prodi) Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) mengaku senang dan terhibur dengan penampilan koreografi Voice of SWCU. Ia turut mendukung kesuksesan pada dua kompetisi mendatang.
“Tetap semangat untuk kompetisi ke depan. Jangan takut dan siapkan segalanya dengan baik di ajang kompetisi internasional,” pesannya.
Melalui kegiatan ini, UKSW menunjukkan dukungan nyata terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDGs ke-4 pendidikan berkualitas. Selain itu, penyelenggaraan acara ini sekaligus mendukung Asta Cita Presiden, poin 4 mengedepankan pengembangan sumber daya manusia.
Sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terakreditasi Unggul, UKSW telah berdiri sejak 1956 dengan 15 fakultas dan 64 program studi di jenjang D3 hingga S3, dengan 32 Prodi Unggul dan A. Terletak di Salatiga, UKSW dikenal dengan julukan Kampus Indonesia Mini, mencerminkan keragaman mahasiswanya yang berasal dari berbagai daerah. Selain itu, UKSW juga dikenal sebagai “Creative Minority” yang berperan sebagai agen perubahan dan inspirasi bagi masyarakat.
Salam Satu Hati UKSW! (Ctr_TimKomblik/foto:Ctr)

BACA JUGA: